Mengutip data perdagangan Reuters, Kamis (26/3/2015), saat ini dolar AS berada di posisi Rp 13.015. Menguat dibandingkan kala pembukaan pasar yaitu Rp 12.996.
Setelah sempat tertekan, dolar AS kini kembali menemukan keperkasaannya terhadap mata uang dunia. Dollar Index (perbandingan dolar AS dengan sejumlah mata uang utama dunia) saat ini berada di 97,15. Selasa (24/3/2015), Dollar Index sempat menyentuh 96,38, terendah dalam dalam 2 pekan terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku pasar merespons pernyataan tersebut dengan berinvestasi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibatnya, mata uang dunia menguat terhadap dolar AS.
Namun sentimen tersebut tidak bertahan lama. Kini investor kembali menunggu dan harap-harap cemas mengenai langkah The Fed selanjutnya. Investor pun kembali memburu dolar AS.
"Pasar sekarang sedang agak gila. Volatilitas sepertinya akan meningkat," kata Shen Zhengyang, analis dari Northeast Securities seperti dilansir Reuters.
Namun penguatan dolar AS juga tidak bagus bagi negaranya sendiri. Sebab, produk-produk AS menjadi mahal dan sulit bersaing di pasar global. Ini sebabnya penguatan dolar AS justru direspons negatif oleh Wall Street.
Pada perdagangan Rabu (25/3/2015), Indeks Dow Jones jatuh 292,6 poin (1,62%) ke 17.718,54. Indeks S&P500 turun 30,45 poin (1,46%) ke posisi 2.061,05, dan Indeks Nasdaq turun 118,21 poin (2,37%) menjadi 4.876,52.
(hds/dnl)