Hal ini disampaikan JK dalam acara seminar bertajuk 'Indonesia & Diversifikasi Energi, Menentukan Arah Kebijakan Energi Indonesia' di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/4/2015). Hadir pula Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Perindustrian Saleh Husin, serta Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam.
"Kalau kita bicara tentang energi, semua orang butuh itu. Kalau Anda semua pulang ke rumah, apa yang kita buat? Pertama nyalakan tv, lalu charge HP," kata JK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harusnya kita hindari karena terlalu mahal. BBM kita tahu harganya sangat terpengaruh geopilitik," katanya.
JK mencontohkan konflik-konflik di Timur Tengah. Ketika ada ketegangan di satu negara di kawasan tersebut, biasanya harga minyak langsung naik. Sebab, investor khawatir pasokan minyak dari Teluk akan terganggu akibat konflik geopolitik.
"Ada perang naik dia. Nggak perang turun dia," ujar JK.
Selain itu, tambah JK, energi fosil juga tidak ramah lingkungan. "Dia tidak terlalu bersih, walau fleksibel karena bisa dibawa ke mana-mana," sebutnya.
Oleh karena itu, menurut JK, sudah saatnya Indonesia mengembangkan sumber energi terbarukan. Indonesia punya banyak potensi energi ini, seperti matahari, angin, air, dan sebagainya.
"Ada hidro, angin, surya, nabati. Diversifikasi energi," ucapnya.
(hds/dnl)