"Saya belum dengar, tapi itu nggak masalah. Karena memang suatu saat RON 88 harus dihilangkan. Kita ikuti RON 92 dan 95 seperti di Eropa, baik buat lingkungan," kata Menko Perekonomian Sofyan Djalil di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (16/4/2015).
"Tidak apa-apa (dihapus), baik selaku. Bagus kalau Pertamina punya inisiatif," jelas Sofyan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, lanjut Sofyan, kebijakan Pertamina menghapus bensin premium ini tidak perlu izin ke pemerintah atau DPR. Karena premium sudah tidak lagi mendapatkan subsidi.
"Nggak perlu, ini kan aksi korporasi. Selama itu baik, kita dukung, Seperti Vi Gas kemarin, itu bagus. Bisa langsung dilakukan. Jadi kami dukung, silakan kerjakan," tegas Sofyan.
(dnl/hen)











































