Dalam forum yang dihadiri oleh sejumlah investor dan pelaku ekonomi dunia ini, Susi menceritakan soal kesuksesannya berusaha melalui Susi Air, hingga memiliki 50 pesawat saat ini.
"Saya drop out (DO) sekolah atau berhenti sekolah, dan bisa seperti sekarang karena kepercayaan. Saya bisa sebisa mungkin dengan konsisten dan orang percaya kepada saya. Saya memulai berdagang ikan, karena Jepang memberikan kepercayaan kepada saya. Hampir tidak mungkin di 1996 bisa meminjam uang dengan ekspor. Jadi kami hanya didasari oleh pembeli dari Jepang lewat red clause L/C, sehingga mereka percaya barang akan terkirim. Kami bisa mengembangkan kepercayaan," tutur Susi dalam diskusi pada forum yang dilaksanakan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (20/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Susi mengatakan, dari bisnis ekspor ikan tersebut, saat ini jumlah pesawat yang dimiliki oleh Susi mencapai 50 unit yang diberi merek Susi Air. "Saya selalu mengatakan kepada pembeli di Jepang, saya menulis nama saya, karena itu jaminan atas usaha saya sendiri," jelas Susi.
Pada kesempatan itu, Susi juga menceritakan kiprah Susi Air yang bergerak membantu masyarakat Aceh saat tsunami Desember 2004 lalu
"Saya memanfaatkan pesawat saya, kemudian saya kehabisan uang, dan kemudian LSM menyewa pesawat kami, dan kami mulai bisnis charter pesawat dari situ. Saya rasa ketulusan penting untuk meningkatkan kepercayaan," kata Susi.
(dnl/hen)