Melihat fenomena itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menilai Indonesia harus berhati-hati di dalam melakukan pengelolaan anggaran agar tidak bernasib sama seperti Yunani. Jika salah langkah, Indonesia bisa kembali masuk ke dalam perangkap krisis ekonomi seperti pada tahun 1998.
"Makanya kita mau mengurangi defisit anggaran di 2016 dengan meningkatkan penerimaan pajak dan non pajak. Mengurangi ketergantungan utang, jangan utang dianggap segalanya walaupun utang kita terhadap PDB masih kecil," kata Bambang saat berbicara di Musrenbangnas, Jakarta, Rabu (29/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pelan-pelan kita turunkan rasio utangnya," ujarnya.
Di depan para kepala daerah, Bambang mengambil ilustrasi tentang krisis keuangan di Yunani. Yunani tengah dihadapkan pada krisis mendalam. Negara tersebut harus mencicil utang jatuh tempo yang sangat besar ke IMF dan Eropa.
"Pemerintah Yunani sekarang sedang bingung karena harus bayar utang sangat besar ke IMF dan Eropa," ujarnya.
Utang yang menggunung di Yunani dipicu oleh pengelolaan anggaran di tahun-tahun sebelumnya yang kurang hati-hati. Hal ini menyebabkan defisit anggaran Yunani menembus 8%.
"Untuk menambal defisitnya, dengan mudah mereka mengeluarkan surat utang ke market. Saat ada masalah ekonomi, surat utangnya enggak laku," terangnya.
(feb/hen)