"Kereta api itu bukan solusi. Tapi kalau angkutan penumpang, aku sih yes itu solusi. Kalau barang, itu yang untuk dedikasi seperti barang tambang itu bisa 100%, tapi kalau untuk kontainer karena enggak bisa sampai di gudang, harus ada double handling-nya," ujar Dirut Pelindo II RJ Lino saat dikonfirmasi perihal kelanjutan kereta kemas di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Senin (11/5/2015).
"Saya pernah tanya Pak Jonan (Menteri Perhubungan), kenapa yang bisa diangkut KA setahun, itu paling banyak itu 190.000 ton volume (sedangkan peti) kita tuh 6,5 juta. Jadi enggak ada artinya. Jadi nanti kontainer dari Priok ke Cikarang itu nanti diangkat pakai tongkang, sehingga bisa ngurangin kemacetan di jalan raya," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kecuali kita bangun logistik baru. Makanya kita mau kerja sama bangun di pulau yang baru, bangun logistik baru langsung dari Karawang terintegrasi bisa. Kalau sekarang untuk tempat peruntukan peti kemas masih di sembarangan tempat, nah kalau kami larang kasihan juga," kata Ahok.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kemenhub saat ini sudah mendapat alternatif angkutan pembawa kontainer angkutan pembawa kontainer untuk keluar masuk pelabuhan melalui kereta api. Sebab, selama ini pengangkatan kontainer masih bergantung pada moda truk. Sehingga membuat kapasitas jalan menjadi sempit dan macet.
Untuk mengurai kemacetan di area Pelabuhan Tanjung Priok, pemerintah telah merancang konsep jaringan kereta yang bisa masuk hingga area terminal peti kemas atau pelabuhan. Proyek ini telah dianggarakan sejak 4 tahun silam dan pembangunannya baru mencapai Jalan Pasoso atau sebelum masuk ke pelabuhan.
Proyek ini tersisa hingga 300-500 meter lagi agar bisa masuk ke jantung pelabuhan Tanjung Priok.
(aws/ang)