Proyek Calon Pelabuhan Terbesar di Selat Malaka Butuh Rp 42 Triliun

Proyek Calon Pelabuhan Terbesar di Selat Malaka Butuh Rp 42 Triliun

Wiji Nurhayat - detikFinance
Rabu, 27 Mei 2015 19:40 WIB
Jakarta - Rencana proyek pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara ditargetkan akan rampung 2019. Total nilai investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 42 triliun sehingga menampung jumlah kontainer hingga 6 juta Teus/tahun.

Pada tahap awal, PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) sedang membangun multi purpose terminal ‎dengan kapasitas 500.000 Teus/tahun. Terminal ini akan rampung pengerjaannya akhir 2016 dan mulai beroperasi di kuartal I/2017 mendatang.

"‎Total lahan itu sampai 40 hektar khusus multi purpose terminal, namun kita juga bisa mereklamasi hingga 400 hektar. Total keseluruhan Kuala Tanjung 3.000 hektar, investasinya untuk multi purpose Rp 4 triliun, kawasan industri Rp 8 triliun, petikemas itu kita berharap sekitar Rp 30 triliun," tutur Direktur Utama PT Pelindo I (Persero) Bambang Eka Cahyana‎‎ saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR Senayan Jakarta, Rabu (27/05/2015).

Bambang mengatakan investasi yang cukup besar itu dilakukan agar Pelabuhan Kuala Tanjung tidak kalah saing dengan Port Kelang (Malaysia) dan Singapura. Untuk jangka panjang, Pelabuhan Kuala Tanjung akan menjadi yang terbesar di Selat Malaka.

"‎Agar bisa bersaing Port Kelang dan Singapura," tambahnya.

Ia mengakui kapasitas daya tampung kontainer Kuala Tanjung sebesar 6 juta Teus/tahun jauh lebih kecil bila dibandingkan Port Kelang atau bahkan Singapura.

"‎Kita bisa sampai 6 juta Teus, Port Kelang sudah 7 juta Teus, Singapura dari 30 juta Teus mereka kembangkan lagi menjadi 50 juta Teus. Memang kalau bangun pelabuhan nggak boleh tanggung-tanggung," katanya.

Pelabuhan Kuala Tanjung ditargetkan selesai pada 2019, namun akan ditingkatkan sampai 20 juta TEUs dalam jangka panjang.

(Wiji Nurhayat/Suhendra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads