"Kami ingin kembangkan PLTS Rooftop atau dibangun di atap bangunan gedung perkotaan. Lahan perkotaan sangat mahal sekali, harganya semakin luar biasa. Agar keekonomis kita manfaatkan atap bangunan, apakah itu rumah dan bangunan termasuk gedung pemerintah dan Bandar udara khususnya di Indonesia timur," kata Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan, Maritje Hutapea, saat berdiskusi dengan media di Gedung EBTKE Cikini, Jakarta, Jumat (12/6/2015).
Ada beberapa gedung pemerintahan yang ditunjuk Kementerian ESDM untuk menjadi proyek percontohan PLTS Rooftop. Di Jakarta ada kantor Pemda, Istana Presiden, kantor Menko Perekonomian, Gedung BKPM, dan kantor MPR/DPR. Di Bogor, proyek ini akan dibangun di Istana Bogor.
Sementara di Kota Surabaya, Kementerian ESDM sedang menjajaki kemungkinan di Kantor Wali Kota Surabaya. Kemudian di Aceh akan dibangun di Kantor Gubernur, kantor Wali kota dan Dinas ESDM di Aceh termasuk Kota Sabang. Di Bali, PLTS Rooftop akan dibangun di kantor Gubernur Bali.
"Ini yang sudah ada komunikasi. Kemudian ada 4 bandara juga yang akan kita pasang yaitu di Tambolaka, Maumere, Labuan Bajo, dan satu lagi di Pulau Sumba," tambahnya.
Maritje mengatakan, proyek pemasangan PLTS Rooftop akan dilakukan dalam bentuk dekat setelah proses lelang dan pengajuan pemasangan terhadap gedung pemerintah selesai. Proyek ini murni dibiayai APBN.
"PLTS Rooftop mulai tahun ini dilelang. Kapasitasnya kita sesuaikan dengan kebutuhan misalnya 500 kilowatt (KW), ya segitu. Misalnya lagi satu gedung butuh 50 Kw, kita lelang 50 Kw," tukasnya.
(wij/rrd)