Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki target membangun pembangkit listrik sebanyak 35.000 megawatt (MW) dalam 5 tahun ke depan. Banyak yang menilai proyek ini ambisius. Tapi Menteri ESDM Sudirman Said memastikan 50% pembangkit dari mega proyek tersebut siap dibangun.
"Ada dua kelompok dari proyek kelistrikan nasional. Kelompok pertama yang sudah berjalan 7.000 MW, kedua kelompok proyek 35.000 MW yang baru," ujar Menteri ESDM Sudirman Said kepada wartawan di Kantornya, Jalan Medan Merdeka Selantan, Jakarta Pusat, Kamis (25/6/2015).
Sudirman mengatakan, untuk kelompok pertama 7.000 MW, progres penyelesaian sudah mencapai 70%, sehingga ia menargetkan mulai tahun ini sudah ada pembangkit yang Commercial Operation Date (COD) tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk proyek 35.000 MW ada sebanyak 212 lokasi pembangkit yang akan dibangun, dari jumlah tersebut 50% lokasi siap untuk dibangun pembangkit.
"Dari sisi pengadaan lahan teridentifikasi 100 tapak pembangkit diantaranya sudah siap dibebaskan, jadi tinggal 112 tapak pembangkit yang belum. Jadi hampir 50% siap dibangun," tegasnya.
Sementara untuk proyek pendukung seperti transmisi dan gardu, pihaknya mengklaim, pembangunan gardu induk sudah 26% dalam tahap konstruksi.
"65% perencanaan, 10% pengadaan barang. Pembangunan trasmisi 38% sudah dalam tahap konstruksi, 54% masih persiapan," tutupnya.
Seperti diketahui, dana yang dibutuhkan untuk mega proyek 35.000 MW ditaksir mencapai 1.189 triliun.
Dari dana sebanyak itu, dibagi dua antara PT PLN (Persero) dan pihak swasta atau Independent Power Producers (IPP). Di mana PLN harus bisa menyiapkan dana sedikitnya Rp 609 triliun, sedangkan pihak IPP ditargetkan punya dana sekitar Rp 580 triliun.
(rrd/hen)