Hal ini disampaikannya dalam acara Presiden Jokowi menjawab tantangan ekonomi di ruang cendrawasih JCC, Jakarta, Jalan Gatot Soebroto, Kamis (9/7/2015)
"Kami juga ingin membangun seperti melihat di Uni Emirat Arab, gudangnya 10 kali Monas. Di dalamnya komplet apa aja ada disimpan bertahun-tahun ada beras, daging, buah, sayur ada. Tapi mau masuk ke stok itu harus pakai jaket tebal karena dingin sekali. Kenapa kita tidak bisa punya itu, sehingga petani panen simpan di sana," kata Jokowi di depan para pengusaha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kuncinya manajemen distribusi yang baik. Kita harus mendistribusikan ke 17.000 pulau, tidak semudah negara lain dengan 34 provinsi, dan 500 lebih kabupaten/kota yang harus didistribusi dengan baik," katanya.
Selain sistem gudang yang baik dan skala besar, Jokowi berencana membangun sistem lelang produk pertanian yang baik seperti diterapkan oleh Korea Selatan (Korsel).
"Kita juga mau bangun pasar lelang seperti Korea, sheigga inflasi dikendalikan, distribusi dikelola dengan baik. Dari sisi APBN kita punya kemampuan untuk itu. Tapi kelemahan kita adalah manajmeen birokraasi yang berbelit," katanya.
Jokowi menegaskan, dengan perbaikan sistem gudang, lelang, distribusi pangan, maka ia optimistis Indonesia bisa terbebas dari impor pangan.
"Impor kita Rp 320 triliun pangan. Kalau ini bisa diselesaikan, neraca perdagangan baik. Kita tidak usah keluarkan uang untuk impor seperti beras, cabai, bawang merah yang saya didesak impor, tidak impor akhirnya," katanya.
(hen/dnl)