PT Mitra Rajawali Banjaran saat ini memproduksi kondom dengan 3 merek yakni Meong, Artika dan Wow. Direktur Utama PT RNI, Didik Prasetyo menyambut baik naiknya bea masuk impor kondom sebesar 10%. Pihaknya mengkaji untuk bersaing di pasar komersial.
"Kita sambut baik. Itu artinya produk kita kemungkinan jadi ikut bersaing dari sisi itu," tutur Didik kala dihubuingi detikFinance, Minggu (26/7/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapasitas kami 900 ribu ton, separuhnya untuk program pemerintah BKKBN," tuturnya.
Didik mengatakan, belum sepenuhnya kapasitar tersebut terutilisasi, karena keadaan mesin yang tua dan tidak mendukung. iut juga yang menyebabkan biaya produksi dari kondom lokal ini masih mahal dan pada akhirnya tak bersaing di pasar komersial.
"Yang reject-nya juga masih tinggi. Kami sama sekali belum masuk ke pasar komersial," tuturnya.
Namun dengan adanya kebijakan pemerintah menaikkan bea masuk impor kondom sebesar 10%, salah satu merek kondom milik RNI tengah dikaji untuk masuk ke pasar komersial.
"Kita penetrasi saja dulu, pengenalan pasar dulu. Apalagi dengan adanya kebijakan ini," tutupnya.
(zul/ang)