Fenomena 'Super Dollar' Akan Berlangsung Hingga 3 Tahun ke Depan

Fenomena 'Super Dollar' Akan Berlangsung Hingga 3 Tahun ke Depan

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Senin, 24 Agu 2015 18:13 WIB
Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) kian menunjukkan taringnya. Posisi rupiah juga kian tertekan hingga ke level Rp 14.000 per dolar AS.

Isu rencana bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunganya, tentu masih menjadi penyokong utama menguatnya dolar AS. Ditambah, pemerintah China yang sengaja melemahkan mata uang yuan membuat pasar keuangan global 'goyang'. Dolar AS akan semakin kuat.

Hal tersebut akan membuat fenomena 'Super Dollar' semakin berlangsung lama. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, fenomena ini akan berlangsung hingga 2-3 tahun ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demikian dikatakan Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (24/8/2015).

"Tahun 2016 proyeksi ekonomi Indonesia selaras dengan pemerintah. Di antara proyeksi yang ada, dua utama perkembangan ekonomi AS yang harus diwaspadai. Di kuartal III-2015 kemungkinan naikkan Fed fund rate. Ini membuat ketidakpastian super dolar AS 2-3 tahun ke depan," jelas dia.

Agus menjelaskan, sebagai otoritas moneter BI perlu melakukan berbagai kebijakan bersama otoritas terkait untuk menekan keterpurukan rupiah terhadap dolar AS.

Sejauh ini, kata Agus, kebijakan BI masih mengarah pada kestabilan nilai tukar rupiah.

"Di 2015 terjadi surplus Rp 4,71 triliun. Kalau terjadi penerimaan valas atau surplus, itu hasil atau dampak dari kebijakan yang diambil BI karena diatur UU menjaga stabilitas kurs rupiah," kata Agus.

Pada saat menjalankan mandat itu, lanjut Agus, BI melakukan kegiatan operasi pasar, intervensi dengan menggelontorkan cadangan devisanya.

"Saat kurs melemah, saat BI perlu lakukan intervensi jual dolar. Kalau dibanding harga jual average cost ada surplus. Tapi surplus bukan yang kita tuju. Tapi ini demi stabilitas kurs rupiah," kata Agus.

(drk/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads