"Memang secara teknikal (pasar saham) kita bagus. Saham turun itu gara-gara psikologis, Obama keseleo saja saham kita turun," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, dalam diskusi di Jakarta, Senin (7/9/2015).
Obama yang dimaksud adalah Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Memang selama ini pergerakan pasar saham dalam negeri banyak dipengaruhi pergerakan bursa saham di negara Paman Sam, belum lagi ditambah aneka kebijakan The Federal Reserve (The Fed).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Market kita masih bagus. Transaksi di bursa kita 65% domestik, dan 35% oleh asing. Jadi tidak betul kalau asing menguasai market kita. Bahkan, dari 35% itu, diyakini orang Indonesia juga, orang Indonesia yang pakai nama asing," katanya.
"Memang kalau secara kepemilikan 60% saham totalnya oleh asing, tapi dari 20% dari 60% kepemilikan itu juga sebenarnya orang Indonesia yang pakai nama asing. Ini data, saya tidak berbohong," ujarnya.
Ia mengatakan, meski pasar saham sedang anjlok, tapi kepercayaan investor asing masih tinggi. Bahkan, kata Tito, dengan dolar AS yang mencapai Rp 14.000 justru bikin investor asing tertarik masuk.
Tito juga meminta masyarakat tidak cemas dengan kondisi pasar sahaam saat ini. Menurutnya, kondisi sekarang jauh berbeda dengan kondisi saat krisis moneter (krismon) tahun 1998.
"Dibanding tahun 1998, itu 70% emiten rugi. Sekarang malah 80% terakhir, emiten kita untung. Nah, sekarang bagaimana kita saja optimis dengan menunggu gebrakan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo). Mampukah Pak Presiden realisasikan dananya yang belum banyak terserap," ucapnya.
(ang/dnl)