"Mobil yang di PJB itu (2 unit) bukan yang pertama, tapi sudah banyak digunakan di banyak perusahaan terutama BUMN, PLN, PJB, IP, anak-anak usaha PLN paling banyak beli," kata Komisaris PT Grain, Sendjaya, dihubungi detikFinance, Senin (5/10/2015).
Ia mengungkapkan, pihaknya memang belum fokus untuk menjualnya secara massal, karena sampai saat ini perusahaannya masih terus melakukan uji coba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), memang baru satu yang diterbitkan dari kepolisian, karena BUMN sendiri memang tidak mengingkan ada STNK tersebut.
"BUMN itu cuma pakai di komplek kantor mereka, nggak perlu keluar ke jalan umum. Kalau ada STNK-nya mereka wajib banyar pajak kan, kalau mobil Rp 3 jutaan per tahun," katanya.
Sendjaya menargetkan, tahun depan mobil listrik produksi dalam negeri ini akan dijual secara massal, dan bila sudah dijual ke masyarakat, masalah STNK tidak akan jadi masalah.
"STNK nggak ada masalah, karena mobil yang kita produksi sudah lolos uji berbagai instansi pemerintah. Tapi sekarang kita masih betul-betul cek di mana kekurangannya, sampai akhirnya dijual ke masyarakat. Kalau masih banyak kekurangan lalu dipaksakan dijual nanti banyak keluhan pembeli nama kita juga nggak bagus kan," tutupnya.
(rrd/hen)