PT Angkasa Pura (AP) I terus mematangkan rencana pembangunan bandara baru di Yogyakarta, yang berlokasi di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, dengan investasi Rp 7 triliun.
Saat ini, persiapan yang dilakukan adalah komunikasi dengan pemangku kebijakan setempat, terkait pembangunan akses transportasi menuju bandara. Ada 3 moda transportasi sekaligus yang akan terkoneksi dengan bandara ini.
"Proyek ini bukan sekedar membangun bandara, tetapi juga akan membangun akses. Bandara ini akan tersambung dengan Jalan Negara, Jalan Tol, dan Jalur Kereta Api," ujar Corporat Secretary AP I, Farid Indra Nugraha, di Jakarta, Kamis (15/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahap awal, kata Farid, pembicaraan dengan Dirjen Bina Marga adalah melakukan sinkronisasi perencanaan pembangunan bandara dengan jalan negara yang akan dibangun melintasi bandara tersebut.
"Jadi dalam perencanaan, bandara ini akan memotong jalur jalan negara yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR. Khususnya di bagian area parkir bandara," kata dia.
Kesimpulan awal dari koordinasi yang dilakukan adalah, jalan negara yang tersebut akan dibangun berupa underpass, melintasi bawah area parkir bandara.
"Karena itu kan sebenarnya lahan sudah dibebaskan oleh Bina Marga. Sehingga kalau itu digeser, misalnya jalannya jadi memutar bandara itu akan menyulitkan karena perlu pembebasan lahan baru. Sehingga kita rencananya akan dibuatkan underpass. Nanti jalan negaranya ada di bawah area parkir," jelas Farid.
Kemudian, ada juga jalan tol. "Karena kalau hanya mengandalkan jalan negara, potensi lalu lintasnya akan sangat padat. Dikhawatirkan di masa depan tidak sanggup menampung. Jadi lebih baik disiapkan dari sekarang," sambung dia.
Untuk moda transportasi kereta api, sambung dia, sudah ada arahan langsung dari Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) membangun jalur kereta api yang trase-nya melintasi kawasan bandara.
"Jadi nanti bandara kita akan dilintasi kereta api. Itu akan terhubung dengan jalur yang ke arah barat dan ke arah timur. Jadi akan sangat memudahkan," tandasnya.
Bandara yang dikenal dengan Yogyakarta Baru tersebut memerlukan lahan sampai 650 hektar atau 1/3 dari luas Bandara Soekarno-Hatta. yang mencapai 1.800 hektar.
Rencananya bandara yang dilengkapi 1 buah runway ini dibangun dalam periode 3 tahun setelah pembebasan lahan tuntas dilakukan. (dna/dnl)