Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Direktur Perencanaan Korporat PLN, Nicke Widyawati, dengan Direktur Utama Quantum Energy Indonesia, Simon G Bell.
"Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan penyediaan listrik dari renewable energy (energi terbarukan). Kami melihat Presiden Jokowi (Joko Widodo) punya keseriusan di program 35.000 megawatt (MW), jadi kami ingin kontribusi di sana," ujar Simon, usai penandatanganan di kantor pusat PLN, Jakarta, Jumat (23/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahap pertama kita akan studi untuk 100 MW di Lombok, Gorontalo, dan Maluku. Investasi tahap awal ini kami siapkan US$ 250 juta (Rp 3,42 triliun)," ungkapnya.
Bila tidak ada rintangan berarti, proyek ini diharapkan bisa mulai beroperasi menghasilkan listrik pada pertengahan tahun 2016. "Feasibility study sekitar 2 bulan, lalu full study dan mulai konstruksi sekitar 6 bulan. Jadi perkiraan kami medium 2016 sudah bisa menghasilkan listrik," sambungnya.
Simon mengakui, proyek ini adalah yang pertama dilakukan perusahaannya di Indonesia. Bila proyek ini berhasil, lanjutnya, maka pihak Quantum akan menambah investasinya di sektor pembangkitan ini. "Komitmen kami sampai 500 MW. Tapi itu sangat tergantung PLN," pungkas dia.
PT Quantum Indonesia adalah perusahan energi asal Australia yang fokus di penyediaan listrik mandiri tenaga hidro, surya dan hibrida. Perusahaan ini telah berpengalaman selama 30 tahun di lebih dari 22 negara.
(dna/dnl)