Ini Penampakan Hunian Liar Sepanjang Jalur KRL Priok-Kota

Ini Penampakan Hunian Liar Sepanjang Jalur KRL Priok-Kota

Michael Agustinus - detikFinance
Senin, 23 Nov 2015 20:05 WIB
foto: persiapan reaktivasi jalur KRL rute Stasiun Kota-Stasiun Tanjung Priok (Michael Agustinus-detikFinance)
Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana menghidupkan kembali jalur KRL rute Stasiun Kota-Stasiun Tanjung Priok yang 'mati' alias tidak beroperasi sejak tahun 1989.

Saat detikFinance bersama rombongan Kemenhub dan PT Kereta Commuter Jakarta (KCJ) yang melakukan uji coba jalur tersebut, terdapat banyak rumah dan bangunan liar di sepanjang jalur.

Di jalur yang tidak dipakai selama 26 tahun itu, rumah-rumah terlihat sangat kumuh. Dari dalam kereta yang sedang berjalan, detikFinance memotret wajah kemiskinan penduduk yang tinggal secara ilegal pada lahan milik negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak sampai 100 meter dari Stasiun Tanjung Priok saja, sudah dapat ditemukan ‎gubuk-gubuk liar dari seng, asbes, terpal, dan kayu-kayu. Banyak rumah-rumah kumuh ini jaraknya hanya beberapa cm saja, kurang dari 10 cm, dari KRL yang lewat.

Ada penduduk yang menanam pohon kelapa, pohon pisang, dan tebu di samping rumahnya yang terletak di pinggiran rel. Beberapa hewan peliharaan seperti kambing, ayam, dan anjing bebas berkeliaran di pinggi rel.


Rumah-rumah pemulung yang berbahan seng, tripleks, bahkan kardus juga meramaikan jalur KRL Tanjung Priok-Kota.

Selain pemulung, banyak juga warung kecil yang bediri di pinggiran rel.‎ Penjaja barang-barang bekas juga banyak.

Para penduduk di pinggiran rel ini sama sekali tidak terlihat khawatir ketika kereta melintas. Beberapa dari mereka, terutama anak-anak, malah melambaikan tangan dan mengejar-ngejar kereta. Dari jendela KRL pun terlihat anak-anak yang asik bermain bola di pinggir rel.

Tapi tak semua dari penduduk pinggiran rel ini benar-benar tidak mampu. Beberapa di antaranya punya kendaraan bermotor hingga mobil. Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi warga dan perjalanan KRL saat mulai beroperasi secara normal pada awal Desember 2015.

Lalu bagaimana nasib mereka jika KRL Priok-Kota diaktifkan kembali?

‎Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Hermanto Dwiatmoko, meminta PT KAI dan anak usahanya, PT KCJ, segera membersihkan jalur dari rumah-rumah liar, pepohonan, dan pintu-pintu perlintasan liar yang mengganggu dan membahayakan keselamatan perjalanan KRL.

"PT KAI nanti akan membereskan, sudah bisa dilihat mana saja yang mesti dibereskan. Rumah-rumah liar, pohon, maupun pintu perlintasan," ucapnya.

(feb/feb)

Hide Ads