Tertekan Rugi Kurs, Laba Lippo Karawaci Rontok 93,4%

Tertekan Rugi Kurs, Laba Lippo Karawaci Rontok 93,4%

Dana Aditiasari - detikFinance
Senin, 30 Nov 2015 20:15 WIB
Foto: Dok. Lippo Cikarang
Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatatkan perolehan laba bersih setelah pajak pada kuartal III-2015 sebesar Rp 66 miliar. Dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 1 triliun, perolehan laba ini tercatat turun signifikan hingga 93,4%.

Hal ini berbanding terbalik dengan catatan perolehan pendapatan sebesar Rp 6,8 triliun, meningkat 10% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,1 triliun.

Sayang hal tersebut tak cukup mengimbangi besarnya tekanan dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlemahan kurs rupiah terhadap dolar AS di luar perkiraan telah berdampak negatif terhadap laba bersih perseroan, sehingga untuk periode sembilan bulan tahun 2015 terdapat kerugian nilai tukar mata uang asing yang belum terealisasi sebesar Rp 786 miliar dengan kurs 1 US$ = Rp14.657 di mana tingkat lindung nilai obligasi perusahaan pada kurs Rp 13.200-13.500," terang Presiden Direktur Lippo Karawaci, Ketut Budi Wijaya dalam keterangan tertulis, Senin (30/11/2015).

Meski demikian perusahaan tetap optimistis kinerja hingga akhir tahun akan tetap positif. Hal itu didasarkan pada kinerja perusahaan yang secara umum sebenarnya menunjukkan tren postif selama tiga kuartal pertama tahun 2015 tersebut.

Misalnya, Pra Penjualan Properti selama sembilan bulan tahun 2015 yang telah mencapai Rp 2,9 triliun atau sekitar 73% dari target revisi setahun 2015 sebesar Rp 4 triliun.

Selama 9 bulan tahun 2015, Lippo Karawaci telah meluncurkan enam proyek, empat proyek di Lippo Cikarang dan dua lainnya di Manado, Sulawesi Utara dengan tingkat penjualan rata-rata 90% pada hari peluncuran.

Kemudian pendapatan recurring alias pendapatan berkelanjutan Lippo Karawaci terus tumbuh dan mencatat pertumbuhan sehat sebesar 18% menjadi Rp 4 triliun atau sebesar 59% dari total pendapatan konsolidasi untuk periode sembilan bulan tahun 2015.
 
Pada divisi kesehatan, dilaporkan pula pertumbuhan yang stabil, dengan PT Siloam Hospitals International Tbk (SILO) melaporkan pertumbuhan Pendapatan Kotor Operasional (GOR) sebesar 25% menjadi Rp 3 triliun, sementara EBITDA tumbuh dengan sehat sebesar 33% menjadi Rp 412miliar.

Penerimaan pasien rawat inap naik sebesar 28%, sementara kunjungan rawat jalan tumbuh sebesar 27%. Laba bersih setelah pajak untuk periode sembilan bulan tahun 2015 sebesar Rp 68 miliar, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya.

Pendapatan untuk divisi bisnis Urban Development meningkat sebesar 13% menjadi Rp 1,9 triliun, terutama ditopang oleh Pendapatan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang meningkat sebesar 11% YoY menjadi Rp 1,5 triliun.

Untuk LPCK, pendapatan dari divisi perumahan, rumah toko serta apartemen naik sebesar 127% menjadi Rp 842,9 miliar dari Rp 371,8 miliar, mewakili 57% dari total pendapatan.
 
Selain itu, pendapatan untuk divisi bisnis Large Scale Integrated menurunsebesar 17% YoY menjadi Rp 890 miliar, dimana pengakuan pendapatan untuk Kemang Village berdasarkan tingkat penyelesaian konstruksi menurun menjadi Rp 229 miliar pada periode sembilan bulan tahun 2015 dari Rp 627 miliar pada periode yang sama tahun 2014.

Sementara itu, pendapatan untuk divisi bisnis Manajemen Aset tumbuh sebesar 8% menjadi Rp535bn. Pendapatan untuk divisi Komersial yang terdiri dariMal Ritel & Hotel menurun sebesar 7% YoY menjadi Rp 440 miliar setelah penjualan Kemang Village Mall sehingga pendapatan sewa menurun.
 
"Hasil ini menvalidasi model bisnis terintegrasi dalam kondisi bisnis yang penuh tantangan. Kami senang hasil keuangan sembilan bulan tahun 2015 telah menunjukkan daya tahan perusahaan. Prospek jangka pendek tetap penuh tantangan karena permintaan berkurang dan adanya faktor ketidakpastian di bidang makroekonomi. Namun, kami percaya prospek jangka panjang pasar properti di Indonesia tetap sangat menarik," pungkas dia.

(dna/ang)

Hide Ads