"Banyak alumni yang keberatan, tidak semua alumni ITB mendukung Rizal Ramli. Kalangan alumni ITB pun paling tidak ada dua sudut pandang mengenai Blok Masela," kata Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni ITB, Betti Alisjahbana, kepada detikFinance, Rabu (23/12/2015).
Seperti diketahui, Menko Maritim Rizal Ramli meminta Forum Tujuh Tiga (Fortuga) yang merupakan alumni angkatan 73 Institut Teknologi Bandung (ITB), untuk memberikan rekomendasi terkait kilang LNG Blok Masela.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekitar 130 alumni ITB dari berbagai angkatan dan jurusan hadir di Forum Dialog ini," kata Betti.
Dalam Forum tersebut ada pemaparan yang dilakukan oleh Aussie Gautama, Alumni GL-74 dan oleh Yoga Pratomo Suprapto, Alumni TK-73.
Aussie adalah mantan Deputi Perencanaan SKK Migas, di dalam presentasinya menyampaikan kronologis kajian hingga dikeluarkan persetujuan POD. Aussie berpendapat konsep LNG Laut lebih menguntungkan Negara dan layak investasi bagi investor.
Konsep LNG laut lebih cepat memasuki tahap konstrusi (2018) dan produksi (2024). Kosep LNG laut sesuai dengan visi kemaritiman, mendorong alih teknologi strategis, dan membangun kapasitas industri galangan kapal dan perkapalan nasional.
Setiap tahun penundaan pelaksanaan, akan berakibat menghilangkan kesempatan penerimaan negara sebesar US$ 4 miliar.
Sedangkan Yoga Pratomo, sebagai tim ahli Fortuga berpendapat, opsi LNG Laut atau Darat harus dilihat dalam konteks yang lebih luas. Opsi keekonomian hulu harus dicapai dulu, sesudah itu harus semaksimal mungkin digunakan untuk kepentingan domestik, jangan semua di ekspor. Strategi pendapatan kita tidak boleh hanya migas, tetapi juga dampak multiplier nya serta keterlibatan industri dan SDM nasional.
Dari hasil pembahasan di Forum tersebut, dapat disimpulkan:
- SKKMIGAS selalu wakil Pemerintah telah melakukan pengkajian berbagai skenario pengembangan lapangan selama proses Persetujuan POD pada tahun 2009-2011, dan INPEX dinilai sebagai perusahaan yang melaksanakan komitmen-komitmennya dengan baik
- Diharapkan Lapangan Masela dapat memproduksikan gas sebesar 1,2 BSCFD sehingga penundaan setahun berakibat menghilangkan kesempatan penerimaan negara sebesar US$ 4 milar.
- Opsi Floating LNG diharapkan dapat menggerakan industri maritim di Indonesia Timur
- Perlu dicermati kenaikan produksi menjadi 7,5 MTA (million Ton per annum) dari 2,5 MTA yang bersamaan dengan naiknya nilai Initial Gas In Place: apakah bertujuan untuk memperbesar ekspor gas yang akan diproduksikan dan bukan untuk kebutuhan domestik?
- Perlu mempertimbangkan Cost Benefit dalam opsi FLNG atau OLNG, tidak hanya keenomomian, tetapi juga untuk kemanfaatan bagi negara dan masyarakat Indonesia seperti keterlibatan industri dan SDM nasional.
- Dapat disimpulkan bahwa adalah bukan menjadi permasalahan apakah FLNG atau OLNG apabila produksi yang dihasilkan diperuntukkan kebutuhan domestik semaksimal mungkin. Selanjutnya apabila dipilih opsi FLNG maka diajukan prasyarat-prasyarat pada setiap level pengambilan keputusan untuk mengikutsertakan SDM nasional secara institusional.
- Disarankan Pemanfaatan gas sebaiknya untuk kebutuhan Industri dalam negeri agar dapat meningkatkan nilai tambah produk, bukan hanya untuk energi. Untuk itu perlu dikembangkan industri hilir dalam negeri petrokimia dan sebagainya.