Sepanjang awal tahun ini, harga minyak sudah jatuh 20% lebih. Merupakan penurunan terbesar dalam 2 pekan, sejak krisis keuangan 2008 lalu.
Bahkan sejumlah analis mengingatkan, harga minyak bisa jatuh lagi, bila Iran mulai memompa suplai ekspor minyaknya. Ini akan makin menambah pasokan minyak di pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga minyak jenis Brent pada Jumat kemarin turun US$ 1,94 (6,3%) menjadi US$ 28,94 per barel. Sepanjang perdagangan, Brent menyentuh tingkat terendah di US$ 28,82/barel, terendah sejak Februari 2004.
Untuk harga minyak West Texas Intermediate (WTI) produksi AS, harganya turun US$ 1,78 (5,7%) ke US$ 29,42/barel. Tingkat terendah yang disentuh WTI adalah US$ 29,13/barel, terendah sejak November 2003.
"Saya pikir kita kaan melihat gejolak di pasar minyak, bisa saja kembali ke atas US$ 30an," kata Analis, Phillip Streible, dilansir dari Reuters, Sabtu (16/1/2016).
Dalam dua pekan terakhir, pasar minyak mengalami tekanan jual. Sejumlah analis bahkan ada yang mengatakan, harga minyak belum menyentuh titik terendahnya. Tingkat harga US$ 25/barel sangat mungkin disentuh.
(dnl/dnl)











































