Darmin Sebut Margin Bank RI Terlalu Tinggi dan Harus Ditekan Jadi 3-4%

Darmin Sebut Margin Bank RI Terlalu Tinggi dan Harus Ditekan Jadi 3-4%

Maikel Jefriando - detikFinance
Selasa, 23 Feb 2016 13:18 WIB
Foto: agung pambudhy
Jakarta - Net Interest Margin (NIM) perbankan Indonesia dinilai masih sangat tinggi, bahkan tertinggi di ASEAN. Maka dari itu muncul wacana untuk menurunkan NIM perbankan menjadi hanya 3-4%.

"Kita bagaimana pun juga harus mengakui dibandingkan dengan negara-negara tetangga, tingkat bunga kita itu tinggi. Walaupun memang inflasi kita juga agak tinggi, itu harus diakui semua," kata Menko Perekonomian, Darmin Nasution, di kantornya, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/2/2016).

Darmin mengaku sudah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk merumuskan cara supaya perbankan Indonesia bisa lebih efisien.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika sudah terjadi efisiensi, maka penurunan NIM tidak akan sulit untuk dilakukan. Bahkan, Darmin menyebut, perbankan besar yang jadi sasaran untuk menurunkan NIM, selanjutnya perbankan kecil akan mengikuti.

"Tidak usah semua bank, bank yang besar-besar saja, yang kecil-kecil itu nanti pasti mengikuti. Nah supaya kalau dia ketinggian di overhead, bisa dihilangkan. Ini semua harus dipreteli, dikaji satu-satu. Sehingga yang namanya yang sekarang overhead 4-5% itu harus bergerak 3-4% dari berapa net interest margin (NIM)," kata Darmin.

Mantan Gubernur BI itu mengatakan saat ini rata-rata NIM perbankan Indonesia berada di kisaran 5-6%. Ia berharap dengan rencana gabungan itu NIM bisa ditekan hingga lebih rendah lagi.

"Ini harus didorong lebih rendah, 4-5%. Syukur-syukur bisa 3%. Thailand saja itu 3%. Kalaupun ingin berimbang dengan Thailand harus 3%, walaupun butuh waktu. Selain itu OJK juga akan mengambil langkah agar bunga spesial, special rate yang diminta pemilk dana besar-besar juga ada batasan, mungkin tidak melebihi 100 bps. Tapi kita nggak akan mengatur tingkat bunga. Penyebab tingkat bunga yang dibereskan," ujarnya. (ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads