Serah terima dilakukan di Jinjiang, Provinsi Jiangsu, China, Minggu (27/3/2016). Hadir langsung dalam acara ini, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
Kapal berkonsep eco-ship ini dinamakan MT Sanana dan MT Serui. Kedua kapal ini masing-masing memiliki bobot mati 40.000 Long Ton Dead Weight (LTDW).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapal ini memiliki spesifikasi khusus yang bisa digunakan untuk berlayar di pelabuhan-pelabuhan dalam negeri yang tidak dalam. Pertamina akan menggunakan kapal dari China ini untuk mengangkut minyak mentah dari dalam negeri ke kilang Pertamina di dalam negeri.
Nama MT Sanana, MT Serui, dan MT Sanggau diambil dari nama-nama Terminal BBM Pertamina di Maluku, Papua, dan Kalimantan Barat. Dengan tambahan armada ini, berarti Pertamina memiliki 68 tanker sendiri, dari total 273 kapal pengangkut energi yang dioperasikan BUMN energi tersebut.
![]() |
"Daya angkut kapal yang besar ini akan sangat menguntungkan bagi Pertamina untuk mencapai efisiensi. Penambahan kapal milik ini adalah terobosan untuk meningkatkan efisiensi biaya transportasi minyak mentah, sehingga produk akhir Pertamina memiliki daya saing tinggi, di mana total biaya transportasi menjadi pertaruhan Pertamina dalam persaingan bisnis hilir migas," kata Dwi.
Kedua kapal baru ini akan mulai berlayar menuju pelabuhan di Indonesia pada akhir Maret ini, dan mulai beroperasi pada akhir April 2016. Kapasitas angkut maksimal kedua kapal baru iniadalah 315.000 barel per hari.
![]() |
Ada pun kelebihan kapal ini adalah, memiliki teknologi baru yang lebih irit bahan bakar sekitar 5-7%. Nantinya, seluruh awak kapal yang mengoperasikan armada baru ini adalah pelaut dari dalam negeri.
Hingga akhir tahun ini, Pertamina direncanakan memiliki 72 unit kapal sendiri. Dari jumlah itu, 34 unit diproduksi oleh industri galangan kapal dalam negeri. (dnl/drk)