Perusahaan telah menyiapkan dana US$ 5 juta (setara dengan Rp 65 miliar dengan kurs Rp 13.000). Sebelumnya, perusahaan ini telah memperoleh Izin Prinsip dari BKPM pada awal Januari 2016 untuk bidang usaha telekomunikasi tanpa kabel dengan nilai investasi US$ 1,14 juta atau setara Rp 14,8 miliar
Kepala BKPM Franky Sibarani menyampaikan bahwa minat investasi dari perusahaan Inggris tersebut positif dalam menumbuhkan sektor IT di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Franky, minat investasi perusahaan Inggris di sektor ekonomi digital menunjukkan bahwa perkembangan Indonesia terus dipantau oleh investor. "Potensi sektor ekonomi digital Indonesia tergolong prospektif," jelasnya.
Lebih lanjut Franky menyampaikan bahwa minat investasi dari perusahaan telekomunikasi Inggris tersebut diharapkan dapat memicu perusahaan-perusahaan lain di Inggris untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Indonesia merupakan negara yang prospektif untuk investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia," lanjutnya.
Apalagi, pemerintah telah melakukan berbagai langkah penyederhanaan perizinan maupun kemudahan untuk para investor. "Berinvestasi di Indonesia lebih mudah karena proses perizinan lebih cepat," ungkapnya.
Sementara itu, Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM London Nurul Ichwan menyampaikan bahwa pihaknya akan mengawal minat investasi yang disampaikan oleh investor terkait.
"Saat ini kami menyediakan layanan end to end services kepada investor sehingga perusahaan telekomunikasi tersebut tentu kami harapkan dapat menggunakan services kami untuk mempercepat perluasan investasi mereka," imbuhnya.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada tahun ini memfokuskan untuk menarik investasi wilayah Eropa dari tujuh negara, yaitu: Inggris, Jerman, Belanda, Perancis, Jerman, Spanyol dan Swiss.
Data realisasi yang dimiliki oleh BKPM selama periode lima tahun pada 2010-2014, nilai investasi yang masuk ke Indonesia dari 15 negara Eropa termasuk Inggris hanya di level US$ 11,9 miliar.
Untuk tahun 2015 hanya Belanda dan Inggris yang masuk daftar 10 besar.Β Belanda menduduki peringkat empat dengan nilai investasi US$ 1,3 miliar terdiri dari 421 proyek, kemudian Inggris di peringkat 10 dengan nilai investasi US$ 503 juta terdiri dari 267 proyek. (hns/hns)