"Surplus bulanan memang agak menurun, tapi masih bisa bertahan dengan surplus pada setiap bulannya," kata Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Suryamin merinci, nilai ekspor tercatat sebesar US$ 11,79 miliar, naik 4,25% dibandingkan Februari 2016. Nilai ekspor minyak dan gas bumi naik 10,4% dari US$ 1,1 miliar menjadi US$ 1,23 miliar. Sementara nilai ekspor non migas naik 3,58% dari US$ 10,2 miliar menjadi US$ 10,5 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara akumulasi, nilai ekspor Januari-Maret 2016 tercatat sebesar US$ 33,59 miliar atau turun 14%. Sementara nilai ekspor non migas tercatat sebesar US$ 30,14 atau turun 9,6%.
Selama Maret 2016, nilai ekspor terbesar berasal dari lemak dan Minyak Hewan Nabati US$ 3,86 miliar dan Bahan Bakar Mineral US$ 3,30 miliar.
Sementara pangsa pasar ekspor terbesar yaitu Amerika Serikat US$ 3,63 miliar, Jepang US$ 3,23 miliar, Tiongkok US$ 2,84 miliar. ASEAN US$ 6,51 miliar, dan Uni Eropa US$ 3,43 miliar.
Sementara nilai impor sepanjang Maret 2016 tercatat US$ 11,30 atau naik 11,01% dibandingkan Februari 2016. Nilai impor migas naik 36,25% dari US$ 1,12 miliar menjadi US$ 1,53 miliar dan non migas naik 7,88% dari US$ 9,05 miliar menjadi US$ 9,77 miliar.
Sedangkan nilai impor sepanjang Januari-Maret 2016 tercatat US$ 31,94 miliar atau turun 13,5% dan nilai impor non migas US$ 28,06 miliar atau turun 8,37%.
Selama Maret 2016, nilai impor terbesar berasal dari mesin dan peralatan mekanik US$ 5,10 miliar dan mesin dan peralatan listrik US$ 3,54 miliar.
Pangsa pasar impor terbesar berasal dari Tiongkok US$ 7,13 miliar, Jepang US$ 3,01 miliar. Thailand US$ 2,38 miliar, ASEAN US$ 6,39 miliar, dan Uni Eropa US$ 2,72 miliar. (mkl/drk)