Heru menjelaskan penggunaan drone ini sangat mendukung di sektor migas dan pertambangan. Sektor migas sangat membutuhkan peta sebagai dasar dalam melakukan analisis setiap tahapan kegiatan, mulai tahapan akuisisi wilayah kerja sampai pekerjaan eksplorasi.
UAV milik Sucofindo ini akan memberikan manfaat yang cukup tinggi karena akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi resiko serta mengurangi biaya yang dikeluarkan. Sebagai contoh, penggunaan sensor Inframerah (IR) dapat membantu untuk survei tumpahan minyak, mampu mendeteksi bagaimana dan ke arah mana pergerakan tumpahan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"UAV juga dapat digunakan untuk mendukung sektor pertambangan, di mana dengan menggunakan alat ini, dapat segera diketahui kondisi terkini di lokasi pertambangan dengan bukti otentik dan terbaru. Peta sebagai material dalam proses perencanaan mempunyai peranan vital karena usaha pertambangan diwajibkan melakukan inventarisasi data spasial melalui UAV," tulis Heru dalam siaran pers, Kamis (28/4/2016).
Kepala SBU Layanan Publik dan Sumber Daya Alam (SBU LSI) Sucofindo, Andre Esfandiari, mengatakan pesawat dengan tipe Hawkeye RQ84Z ini memiliki daya jelajah yang luas dan waktu terbang yang lama yaitu 90 menit terbang. Pesawat ini terbuat dari bahan kevlar yang memiliki ketahanan dan lifetime yang jauh lebih panjang dibandingkan foam.
Power System yang digunakan Lithium Battery untuk meminimalisir resiko dan kemudahan operasional. Pesawat ini mampu mencapai kecepatan hingga 25-60 km per jam sehingga dapat mengakuisisi data dengan lebih cepat. Drone ini mampu terbang rendah 500 meter di atas permukaan tanah, sehingga dapat melihat objek dengan lebih detail mencapai 5 cm.
"Alat ini juga Dilengkapi Multispectral Sensor + Infra Red sensor, yang dapat digunakan sebagai analisa kerapatan vegetasi, kehijauan daun dan identifikasi titik kebakaran hutan. Kecanggihan teknologi dilengkapi juga dengan Mini LiDAR yang dapat berfungsi untuk ekstraksi DEM (Digital Elevation Model), DSM (Digital Surface Model), DTM (Digital Terrain Model) dan Point Cloud Generation untuk obyek tiga dimensi," tutur Andre.
Sementara itu, Kepala Bagian Komunikasi Perusahaan Hotma Sibuea mengatakan, saat ini Sucofindo merupakan perusahaan jasa survei pertama yang memiliki teknologi pesawat tanpa awak yang dikhususkan untuk survei pemetaan.
"Didukung dengan kantor cabang yang tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia, kami optimistis bisa menjadi leading company bagi jasa pemetaan," ujarnya (feb/hns)