Sudirman menyatakan, komitmen pemerintah dalam menyediakan energi bersih semakin bulat. Salah satu bukti konkretnya adalah groundbreaking proyek pembangunan 24.000 sambungan gas rumah tangga untuk 14 kelurahan di Kota Surabaya. Pembangunannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2016.
Sebelumnya, pada 2009, atas dana APBN pula, telah tersambung 2.900 jaringan gas di Kelurahan Kali Rungkut dan Rungkut Kidul. Pengoperasiannya diserahkankelolakan ke PGN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pada 29 Februari 2016, dalam Penandatanganan Kontrak Kegiatan Strategis Tahap III Tahun Anggaran 2016 Kementerian ESDM, pemerintah mendeklarasikan penugasan kepada PGN untuk mengerjakan proyek senilai kontrak Rp 285,21 miliar tersebut. Sambungan pipanya sepanjang 167.506 meter
Pemerintah juga memandati PGN untuk mengelola-operasikan total 43.000 sambungan Jargas rumah tangga yang dibangun di 10 kota lainnya, yakni di Bogor, (rumah susun) di Jabodetabek, Cirebon, Palembang, Depok, Tarakan, Bekasi, Blora, Semarang, dan Sorong.
Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso, mengamini penegasan Menteri ESDM Itu. PGN bahkan memiliki program khusus, yakni "PGN Sayang Ibu".
"Mulai 2016-2019, melalui program 'PGN Sayang Ibu', PGN akan membangun 110.000 jargas rumah tangga dengan dana sendiri atau tanpa APBN. Ini komitmen kami untuk memperluas pemanfaatan energi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan tanpa impor," ujar Hendi.
Sementara untuk di Surabaya sendiri, imbuh Hendi, pelanggan atau pemanfaatan gas bumi dari PGN mencakup 14.955 rumah tangga, 192 pelanggan komersil (rumah sakit, restoran, hotel, mal), 142 usaha kecil menengah, serta 163 industri. (drk/drk)