Padahal, dengan tingkat inflasi mencapai 5,6% per tahun, masyarakat dituntut untuk menyimpan uangnya di instrumen investasi yang imbal hasilnya melebihi tingkat inflasi, seperti pasar modal. Dengan berinvestasi di pasar modal juga diharapkan dana yang ditaruh di saham atau instrumen keuangan lainnya dapat bertambah.
"Kalau kita perhatikan, sebenarnya untuk 10 tahun terakhir rata-rata inflasi kita 5,6% per tahun. Artinya dalam 10 tahun tingkat inflasi 56%. Berarti selama 10 tahun kita dimiskinkan 56%," terang Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan saat Peluncuran Galeri Investasi Mobile di Kantor Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (17/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tabungan itu menyimpan uang bukan berinvestasi. Kalau investasi itu kita berharap dapat keuntungan dari aset yang kita tanamkan," jelas Nicky.
Dengan berinvestasi di pasar modal, maka dapat dipastikan seorang investor akan mendapatkan keuntungan berupa dividen dari perusahaan setiap tahunnya. Besar pembagian dividen pun beragam, tergantung dari kinerja perusahaan selama setahun ke belakang.
"Kalau perusahaannya untung ada pembagian keuntungan atau dividen. Kita sebagai pemegangan saham dapat. Kemudian kalau kinerjanya bagus harga sahamnya juga bakal naik terus, namanya capital gain. Plus setiap kali ada RUPS kita diundang untuk hadir, berapa pun sahamnya yang dimiliki pasti diundang," pungkas Nicky. (drk/drk)