Bandara ini diperluas karena jumlah penumpang semakin banyak. Kapasitas penumpang bandara ini adalah 2,3 juta orang/tahun, namun tahun lalu penumpang yang menggunakan bandara ini mencapai 3,1 juta.
Tahun ini ada investasi Rp 61 miliar yang disiapkan untuk bandara ini. Dana itu untuk merenovasi terminal yang ada, dan memperluas ruang check in untuk penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kereta bandara ini direncanakan akan bisa beroperasi mulai tahun depan. Ini akan menambah jalur transportasi menuju dan dari bandara.
Untuk tahun depan, akan ada perombakan besar-besaran yang dilakukan AP II untuk bandara ini.
"Dari Padang, penumpangnya kan lebih dari 3 juta. Cuma kualitas dari bandara belum maksimal. Sekarang kita ada dana yang cukup besar, untuk tenant akan kita buat lebih selektif karena saat ini masih banyak tenant yang itu-itu saja," kata Direktur Utama AP II, Budi Karya Sumadi di Padang, Sabtu (21/5/2016).
"Kita ingin dalam waktu 5 tahun, di sini bisa 5 juta penumpangnya. Karena kapasitas di sini cukup untuk itu. Kalau jumlah penumpang naik, skala ekonomis tercapai, tiket nya juga akan menjadi lebih murah. Pilihan ke mana-mana juga banyak," tambahnya.
Di tempat yang sama, General Manager Bandara Internasional Minangkabau, Suparlan, mengatakan tahun depan akan ada perluasan bandara dari 2.0568 meter persegi menjadi 36.000 meter persegi. Ini masuk dalam pembangunan tahap satu. Kemudian setelah itu, di tahap dua, akan ada perluasan lagi 49.000 meter persegi.
![]() |
Pada tahap pertama, kemampuan kapasitasnya adalah 3,7 juta per tahun, dan di tahap dua bisa menampung 5,9 juta penumpang/tahun.
Adapun proyek pembangunan tahap I ini masih menunggu pembuatan detail engineering design (DED).
Suparlan menjelaskan, pendapatan bandara ini di kuartal I-2016 adalah Rp 33,2 miliar, naik dari periode yang sama tahun lalu Rp 26,4 miliar.
"Secara total kuartal I-2016 penghasilannya sudah mencapai 34% dari target 2016, targetnya Rp 96,9 miliar. Hingga April ini Rp 33,2 miliar," ujar Suparlan.
Untuk tahun ini, bandara ini masih akan mengalami kerugian Rp 40 miliar-Rp 50 miliar. "Saat ini ada 66 frekuensi pergerakan pesawat, dengan 8 maskapai yang beroperasi," ujar Suparlan. (wdl/wdl)