Dolar AS Menguat ke Titik Tertinggi Dalam 10 Pekan

Dolar AS Menguat ke Titik Tertinggi Dalam 10 Pekan

Wahyu Daniel - detikFinance
Rabu, 25 Mei 2016 07:11 WIB
Foto: Ari Saputra
New York - Pada perdagangan Selasa di pasar New York, dolar AS bergerak menguat terhadap euro, ke titik tertingginya dalam 10 pekan terakhir. Ini karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed) pada Juni ini.

Secara mengejutkan, data penjualan rumah di AS pada April menguat, dan ini memperkuat kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya, bahkan ada yang memprediksi lebih cepat dari Juni.

Pekan lalu, The Fed memang mengejutkan investor dengan rencana kenaikan suku bunga acuan pada Juni. Ini membuat bursa saham utama dunia naik, dipimpin oleh saham sektor keuangan. Demikian juga dengan saham teknologi yang mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga acuan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, nilai tukar euro juga turun 0,7% terhadap dolar ke US$ 1,1136, atau tingkat terendah sejak 16 Maret.

"Ekspektasi kenaikan suku bunga oleh The Fed ini jadi penggerak utama dolar AS," kata Analis, Richard Franulovich, dilansir dari Reuters, Rabu (25/5/2016).

Bursa saham Wall Street juga ditutup menguat 1% lebih pada perdagangan Selasa.

Meski kenaikan suku bunga acuan ini bisa berpengaruh negatif bagi pasar saham, namun para pelaku pasar saham melihat adanya prospek perbaikan kondisi ekonomi AS.

Sementara harga minyak naik, karena investor mengantisipasi turunnya stok minyak dari AS. Harga minyak jenis Brent naik 0,5% ke US$ 48,61/barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 1,1% ke US$ 48,62/barel.

Penguatan dolar ini membuat harga emas turun ke tingkat terendahnya dalam 4 pekan terakhir. Harga spot emas turun 1,5% ke US$ 1.229,25 per ounce. (wdl/wdl)

Hide Ads