Tidak hanya fokus pada produk keuangan seperti investasi, untuk mencegah investasi bodong, dibutuhkan juga literasi keuangan untuk produk pinjaman. Maka sekali lagi, dengan adanya sebuah literasi keuangan yang baik khususnya mengenai pinjaman uang ke lembaga keuangan alias utang ke bank, kita dapat mengelola utang dengan lebih baik serta menghindari konsumerisme dan hedonisme yang dapat membuat terlilit utang.
Setelah kita membahas mengenai cashflow dan utang di awal, selanjutnya kita membahas tentang dana darurat yang kerap kali terlewatkan oleh setiap orang. Banyak orang yang tidak menyadari pentingnya dana darurat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seakurat apapun perhitungan Anda, tetap saja ada yang namanya risiko kehidupan. Tidak ada yang pernah tahu kapan Anda akan jatuh sakit atau mengalami kecelakaan atau risiko-risiko lainnya.
Jika hal tersebut terjadi dan Anda tidak memiliki dana cadangan, maka terpaksa Anda harus berutang kepada orang lain. Orang yang belum mendapatkan literasi keuangan dengan baik umumnya tidak akan menganggap dana darurat sebagai hal yang penting.
Bukan karena tidak peduli, melainkan karena tidak menyadari pentingnya dana darurat. Dengan meningkatkan literasi keuangan pada karyawan misalkan mengenalkan beberapa produk keuangan dari lembaga keuangan yang dapat membantu untuk membentuk dana darurat dengan memanfaatkan fasilitasnya yaitu auto debet, maka para karyawan memiliki beberapa pilihan alternatif untuk dana darurat, tidak melulu uangnya dihabiskan begitu saja.
Setiap lembaga keuangan tentunya memiliki kelebihan masing-masing dalam menarkan produknya, maka dengan adanya literasi keuangan pada karyawan, karyawan tidak hanya mengenal bank sebagai tempat transfer gaji saja, tapi bisa menjadi salah satu pilihan untuk menempatkan dananya sebagai dana darurat.
Hal yang tidak kalah penting dari dana darurat untuk mengurangi resiko keuangan adalah memiliki asuransi. Industri asuransi sangat besar, banyak sekali brand asuransi, banyak sekali agen yang telepon hingga mendatangi untuk menawarkan produk asuransi, nah bagaimana anda dapat menyaring begitu banyaknya pilihan dari berbagai brand tersebut?
Banyak di antara kita yang membeli produk asuransi bukan karena kebutuhan namun karena rasa tidak enak untuk menolak tawaran teman/ saudara. Ya kan ya kan? Hayoo ngaku.
Toh memang faktanya demikian kita masih sulit untuk menolak hal yang bukan kebutuhan kita. Maka peran literasi keuangan dalam membantu masyarakat untuk memilih produk keuangan khususnya asuransi yang tepat sesuai kebutuhan sangat dibutuhkan di sini.
Para agen asuransi juga sebaiknya memiliki literasi keuangan yang tepat bukan melulu diberi pembekalan mengenai target dan closing saja, di mana mencari keuntungan semata tanpa melihat sisi kebutuhan dari masyarakat. Dengan demikian kita sebagai masyarakat yang pada akhirnya yang memilih dan mencari asuransi tersebut tanpa harus dikejar-kejar atau diburu-burui untuk segera tanda tangan.
Sebagai karyawan yang memiliki batas usia bekerja, tentu kita juga harus melek keuangan dalam hal berinvestasi. Hal yang penting untuk disiapkan adalah dana pensiun.
Masih banyak perusahaan yang menerapkan pelatihan keuangan ketika 2-3 tahun lagi masuk usia pensiun, yang pada akhir pelatihan ditutup dengan kunjungan ke UKM-UKM untuk melihat bisnis apa yang bisa digeluti ketika nanti pensiun.
Karyawan yang selama puluhan tahun bekerja di kantoran dan ketika pensiun seolah diberi pilihan untuk berbisnis dimana modalnya dari uang pesangon disertai pelatihan 3 hari, kira-kira apa yang akan terjadi? Tentu anda bisa menjawab sendiri.
Sangat disayangkan masih banyak perusahaan yang belum aware mengenai pentingnya dana pensiun yang perlu disiapkan sedini mungkin, sedari awal mereka meniti karir karena kita menyadari bahwa biaya hidup di masa pensiun memiliki jumlah yang besar.
Bila tidak disiapkan dari sekarang, apakah hanya mengandalkan uang pesangon saja? Masih tertolong ketika uang pesangonnya yang diberikan berjumlah miliaran rupiah dari kantor, walaupun itu juga belum seberapa dari biaya hidup ketika pensiun, lantas bagaimana dengan karyawan yang menerima uang pesangon di bawah itu?
Inilah salah satu pentingnya literasi keuangan khususnya investasi yang perlu dikenalkan kepada setiap lapisan masyarakat dalam mencapai tujuan keuangan. Hal yang memilukan tentu pernah kita dengar bahwa uang pesangon dari pensiunan diinvestasikan yang pada akhirnya diketahui bahwa itu investasi bodong.
Sedemikian pilunya kejadian tersebut, uang pensiun yang tidak seberapapun menjadi hilang tak ada arti ketika literasi keuangan tidak sampai kepada setiap karyawan.
Lantas bagaimana kita para karyawan untuk dapat mengakses literasi keuangan yang tepat dan benar? Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan literasi keuangan kita adalah dengan berdiskusi. Cari teman atau rekan yang juga memahami keuangan pribadi.
Bisa berdiskusi dengan orang yang sudah sukses secara keuangan. Hal ini secara langsung atau tidak langsung akan memberikan efek positif kepada Anda. Bergabunglah dengan komunitas yang berdiskusi mengenai keuangan. Komunitas online seperti telegram 'seputar keuangan'.
Lalu bisa juga berkonsultasi dengan perencana keuangan independen. Kita juga perlu me-review keuangan kita secara berkala karena berdasarkan hasil riset menunjukkan orang sukses (para milyuner) rata-rata menghabiskan waktu 8,4 jam sebulan untuk mengelola dan merencanakan keuangannya.
Anda harus memaksakan diri untuk memantau anggaran yang sudah Anda buat, melakukan update (pengkinian data), me-review, mengecek tagihan dan cicilan yang datang dan diskusi mengenai keuangan keluarga (jika sudah memiliki pasangan).
Baca juga: Upah Naik 25% Juga Nggak Bakalan Cukup (2) |
Mau belajar literasi keuangan secara langsung? Ikutin deh kelas dan workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Ada juga workshop khusus tentang Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)
Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.
Semoga literasi keuangan kita semua semakin meningkat dan dapat mencapai tujuan keuangan. Happy planning.
Baca juga: Berinvestasi Pakai Uang Sisa (1) |
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)