3. Selalu menawar dan memburu diskon
Di China, tawar menawar adalah jalan hidup dan berburu diskon adalah olahraga favorit. Menurut Zhao, kalau kita belanja di sana setidaknya kita harus berani menawar 50 sampai 75%.
Walaupun sekarang sudah banyak toko modern yang mulai memasang tanda 'dilarang menawar'. Tetapi orang tua di China masih merasa bangga menceritakan keberhasilannya mendapatkan harga lebih murah. Tidak jarang acara kumpul keluarga seperti imlek menjadi ajang menunjukkan prestasi tawar menawar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
4. Aliran pendapatan dari banyak sumber
Menurut orang Tionghoa, mengandalkan hanya satu sumber pendapatan adalah tindakan berbahaya dan penuh risiko. Karena selalu akan ada risiko jika sumber aliran pendapatan itu jadi kering. Itulah mengapa orang Tionghoa memastikan mereka selalu memiliki sumber aliran pendapatan lebih dari satu.
Supaya tetap bisa hidup andaikan salah satu sumber aliran mengering. Kita bisa mengambil prinsip ini dalam keuangan kita. Semakin bertambah sumber penghasilan maka semakin kecil risiko yang mengancam. Kita selalu bisa memulai dari apa yang kita miliki dan kuasai. Kita juga harus menambah investasi yang harus dialokasikan pada jenis yang beragam.
5. Berutang dengan cerdas
Utang yang cerdas adalah utang yang menguntungkan. Misalnya untuk menambah modal usaha atau pembelian aset. Uang hasil usaha atau keuntungan aset digunakan untuk membayar cicilan utang dan melipatgandakan aset.
Orang tua di China tidak menyukai utang untuk kemewahan seperti mobil pribadi dan jalan-jalan ke luar negeri. Mereka hanya utang untuk membeli properti atau mobil untuk disewakan. Maka tidak heran harga properti di kota besar China dan Hong Kong kini menjadi salah satu yang termahal di dunia.
Saat ini anak muda di China merasakan dampak kenaikan harga properti yang sangat tinggi. Mereka semakin enggan membeli property karena takut dengan harganya. Bahkan kini 'budak kredit rumah' menjadi salah satu istilah gaul di sana.
Selain itu ada juga istilah lain seperti 'orang kaya baru' (orang desa yang mendadak kaya dan suka pamer di media sosial), 'kaum bokek akhir bulan' (mereka yang setiap bulan gajinya habis untuk hedon), dan "parasit papa mama" (orang yang masih tinggal dengan orang tua walau sudah berumur 20, 30, bahkan 40 tahun).
Maka tidak heran saat ini banyak anak muda China yang memilih bekerja di luar kota besar. Walaupun gaji lebih kecil tapi biaya hidup lebih murah. Selain itu peluang kerja dan usaha juga lebih baik di kota berkembang. Saat ini banyak perusahaan rintisan yang bermunculan di kota-kota baru yang kemudian diikuti oleh perusahaan besar seperti Ali Baba, dll.
6. Terbuka dan Disiplin
Jika kita di China dan bertanya pada orang Tionghoa di sana berapa penghasilannya, besar kemungkinan orang itu akan mengatakannya dengan jujur.
Karena beda dengan di negara lain, di China membicarakan penghasilan bukan bermaksud untuk sombong dan membanggakan diri. Tetapi untuk lebih mengenal orang lain. Persis seperti basa-basi kita di sini menanyakan tinggal di mana? Atau aslinya mana?
Setelah bicara dengan orang lain dan tahu berapa penghasilannya maka akan lebih mudah membicarakan hal lainnya. Menurut Zhao ini biasa saja. Bahkan seringkali bisa saling membantu. Seperti saling memberi informasi standard gaji, peluang usaha, dan hasil invetasi.
Selain terbuka dengan keuangan orang Tionghoa juga terbiasa disiplin keuangan sejak kecil. Memiliki catatan pengeluaran, rencana anggaran, dan tahu persis angka saldo yang ada di rekening tabungan adalah hal yang biasa buat anak muda di China.
7. Hadiah Terbaik adalah Angpao dan Pendidikan
Setiap tahun baru imlek atau ulang tahun, anak-anak di China mendapatkan hadiah uang tunai atau Angpao yang akhirnya mereka tabungkan. Mereka diajarkan tidak menghabiskan uang yang didapat. Akhirnya mereka jadi lebih menikmati menabung dibandingkan membelanjakan.
Sebenarnya ini mengingatkan saya pada budaya di negara kita sendiri yang mungkin terpengaruh dari budaya Tionghoa. Sewaktu anak-anak dahulu tiap lebaran jadi waktu yang ditunggu-tunggu untuk mengumpulkan amplop sebanyak-banyaknya.
Hadiah terbaik kedua adalah Pendidikan. orang tua selalu menekankan bahwa sekolah, kuliah atau Pendidikan adalah hadiah terbaik untuk anak. Sementara prestasi adalah hadiah dari anak untuk orang tua.
Pendidikan salah satunya adalah pendidikan keuangan. Mengapa? Karena pendidikan keuangan pribadi tidak pernah diajarkan di bangku sekolah. Ke mana anda bisa belajar? Dengan cara mengikuti workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Ada juga workshop khusus tentang Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)
Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.
Itulah kebiasaan keuangan yang bisa kita pelajari dari orang Tionghoa. Sebenarnya menurut Zhao ada satu lagi yang unik walau tidak semua orang di China menyukainya, yaitu spekulasi.
Tiga tahun terakhir sangat banyak fintech bodong yang sukses menipu ribuan warga China yang hobi spekulasi ini.
Baca juga: Arisan Investasi atau Bukan? (2) |
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)