Segudang Masalah Keuangan Milenial (4)

Segudang Masalah Keuangan Milenial (4)

Aidil Akbar Madjid - Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Senin, 18 Mar 2019 07:20 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - You only live once alias YOLO. Inilah pepatah yang banyak kita dengar dari generasi milenial. Akibatnya banyak dari mereka yang lebih suka menghambur-hamburkan uang dibandingan menabung dan berinvestasi.

Cara berpikir seperti ini yang kemudian menyebabkan generasi milenial lebih suka jalan-jalan ketimbang punya rumah dulu. Buat mereka pengalaman (experience) lebih penting daripada yang lain.

Apalagi dengan adanya media sosial, membuat milenial berlomba-lomba mencapai negara-negara tersebut untuk kemudian berfoto ria dan posting di Internet. Siapa yang posting pertama atau posting foto terkece akan merasa lebih dari yang lainnya. Tidak salah kalau kemudian generasi ini dianggap generasi narsis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu apa akibatnya? Banyak dari mereka yang kemudian hidup dari bulan ke bulan tanpa aset. Mereka masih beruntung karena saat ini banyak perusahaan berbasis aplikasi yang menawarkan barang (biasanya makanan) dengan diskon atau 'cash back'.

Salah satu perencana keuangan lulusan kami yang saat ini bekerja bagian HRD pada sebuah perusahaan dengan karyawan milenial yang jumlahnya ratusan memberikan testimoni sekaligus curhat yang isinya kurang lebih sebagai berikut.

Bahwasanya betul sekali stigma yang selama ini mengatakan milenial suka jalan-jalan (travelling) dan menghabiskan uang mereka di sana. HRD ini sering mendapati atau mendengar karyawannya yang sibuk mencari promo tiket dan mempersiapkan liburan per 3-6 bulan sekali.

Akibatnya bisa ditebak uang mereka pasti habis, apalagi sekarang beberapa OTA (Online Travel Application) memberikan fasilitas jalan-jalan dulu kemudian bayarnya nyicil di belakang.

Selain hobi jalan-jalan milenial ini juga hobi nongkrong dan ngopi. Mereka menyebutnya ngopi-ngopi cantik dan makan mewah.

Nah ketika baru gajian, antara tanggal 25-1 setiap bulan para milenial ini berlomba lomba makan mewah dan ngopi cantik. Memasuki minggu ke 2-3 setiap bulannya para milenial ini kemudian berburu promo dan diskonan seperti buy 1 get 1 atau cash back yang kemudian harganya dibagi di antara mereka.

Jadi bukannya mengurangi jadwal jajan, ngopi cantik atau makan mewah, mereka lebih memilih tetap menjalani gaya hidup mereka tapi dengan mencari alternatif cara berupa berburu diskon dan promo.

Sementara kita semua tau bahwa promo dan diskon tersebut tidak selalu ada dan juga tidak selamanya akan ada terus karena itu hanya salah satu bentuk perusahaan berbasis aplikasi mencari pengunduh dan pengguna aplikasi mereka.

Jadi, lupakan yang namanya cash flow sehat, lupakan yang namanya punya aset. Boro-boro rumah atau apartemen, bahkan mobil saja mereka mengganggp tidak perlu. Aset terpenting mereka adalah smartphone dan laptop yang harganya setara dengan motor bahkan motor jenis balap.

Apakah hal ini sehat? Sudah barang tentu tidak. Masa seperti ini hanya bisa dinikmati dalam kurun waktu 5 tahun dari mulai bekerja pertama kali. Setelah itu ketika milenial ingin mempersiapkan hidup mereka (menikah, punya anak dll) maka akan dibutuhkan sejumlah dana yang lumayan besar.

Padahal kalau mereka mulai menabung dan berinvestasi dari gaji mereka sedikit saja, dalam waktu 5 tahun seharusnya mereka sudah memiliki cukup dana. Ini dikenal dengan istilah time value of money.


Milenial harus mengerti pentingnya menabung dan investasi dari sejak awal/dini. Itu yang dipelajari di kelas dan workshop perencanaan keuangan yang dilaksanakan oleh tim ARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.

Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Ada juga workshop khusus tentang Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.

Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.

Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)

Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.

Ketika generasi milenial ini dalam 5 tahun pertama pekerjaan mereka cenderung boros seperti contoh di awal artikel ini, sebenarnya mereka tidak hanya menghabiskan uang tapi juga waktu, dan waktu ini jauh lebih berharga dan tidak bisa didapatkan kembali.

Sebagai perbandingan bila anda ingin mendapatkan uang misalnya Rp 100 juta dalam waktu 10 tahun dengan bunga setara deposito misalnya 6%. Maka bila waktu anda masih 10 tahun anda cukup mencicil sebesar Rp 600 ribuan per bulan.

Sementara kalau 5 tahun waktu anda buang, maka anda hanya punya sisa 5 tahun, maka cicilan anda akan menjadi lebih dari Rp 1,4 juta per bulan atau naik lebih dari 2 kali lipat.

So? Masih mau hura-hura demi mengejar foto cantik di Instagram dan media sosial lainnya?


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)

Hide Ads