Uang dan Pernikahan (3)

Uang dan Pernikahan (3)

Aidil Akbar Madjid - Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Senin, 09 Des 2019 06:57 WIB
Foto: Dok. iStock
Jakarta - Bila dilihat-lihat dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun terakhir generasi milenial adalah generasi yang memilih untuk menikah di usia muda di bawah 25 tahun (untuk wanitanya).

Berbeda dengan generasi sebelumnya yaitu generasi X yang cenderung banyak mengejar karir dan pekerjaan sehingga baru menikah di usia melewai 25, 30, bahkan 35 tahun. Malah saya mengenal beberapa dari mereka yang sudah pasrah belum menikah di usia pertengahan 40 tahunan.

Mungkin ini juga yang menjadi salah satu alasan generasi milenial jilid 2 memutuskan untuk menikah cepat usia muda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi menikah juga mempunyai konsekwensi, terutama tentang keuangan. Dalam artikel sebelumnya telah dibahas beberapa topik yang harus didiskusikan dengan calon pasangan hidup sebelum milenial memutuskan untuk menikah muda dan agar tidak terjadi kaget di kemudian hari pasca pernikahan.

Sebelumnya sudah dibahas 2 topik pembahasan keuangan sebelum pernikahan yaitu, akan tinggal di mana setelah menikah, dan bagaimana cara pengaturan keuangan rumah tangga nanti.

Oh ya sebagai tambahan perlu juga disepakati siapa yang nanti akan menjadi Menteri Keuangan rumah tangga anda. Apakah akan diatur oleh suami atau semua diserahkan ke istri, khususnya untuk keuangan belanja bulanan dan kebutuhan rumah tangga. Hal ini penting agar suami dan istri bisa saling berbagi peran.

Bagaimana Dengan Biaya Anak?

Oke lanjut, biaya apa lagi yang harus anda diskusikan berdua sebagai calon pengantin pria dan wanita? Tentu saja setelah menikah ada keinginan untuk memiliki anak, nah anda harus mempersiapkan biaya ini.

Memiliki anak bukan suatu hal yang simple, itu adalah komitmen jangka panjang setidaknya selama 18-23 tahun ke depan. Oleh sebab itu persiapkanlah dengan baik dan benar.

Nah untuk memiliki anak sendiri sedikitnya ada 4 tahapan. Pertama perencanaan memiliki anak dan proses kehamilan.

Untuk generasi milenial yang masih muda seharusnya tidak sulit untuk memiliki anak sehingga bisa focus ke proses kehamilan. Dalam proses sebelum kehamilan dan semasa kehamilan ada biaya-biaya yang harus dipersiapkan misalnya tes TORCH, tes darah.

Kemudian ada biaya kontrol dokter rutin, ada biaya USG baik yang pakai diprint ataupun tidak. USG sendiri ada yang dari standard 2D sampai 4 dimensi, dan semakin tinggi maka biayanya akan semakin mahal. Belum lagi biaya obat dan vitamin yang juga harus dikonsumsi agar memperkuat ibu dan anak didalam kandungan selama proses kehamilan.


Selanjutnya biaya yang harus dipersiapkan adalah biaya persalinan. Nah, untuk persalinan akan sangat tergantung apakah akan melahirkan dengan dibantu bidan atau dengan dokter. Selain itu biaya melahirkan normal dan operasi c-section (cesar) tentu juga akan berbeda cukup jauh dan biayanya jutaan bahkan bisa sampai puluhan juta.

Pasca melahirkan ada lagi biaya membesarkan anak yang harus dipersiapkan. Pertama adalah biaya aqiqah anak (bila seorang Muslim). Selain itu anak anda akan menerima imunisasi yang juga harus dipersiapkan biayanya.

Setelah itu barulah mempersiapkan biaya masa depan untuk anak anda yaitu berupa sekolah. Biaya sekolah sendiri harus diperhitungkan secara detil dari mulai PAUD, TK, SD sampai sekolah menengah seperti SMP dan SMA, serta sekolah lanjutan di Universitas.

Sumber pendanaan untuk kebutuhan ini biasanya dikompromikan antara suami dan istri. Idealnya suami yang membiayai akan tetapi bila istri mempunyai penghasilan cukup mungkin bisa juga ikut membantu.

Bagaimana dengan biaya lain-lain?

Biaya Lain-lain (liburan, beli asset, dll)

Agar mempermudah dan singkat, maka topik yang kemudian harus dibahas adalah biaya untuk hal lain seperti liburan, membeli asset baru seperti rumah, ibadah dll nanti akan menjadi tanggungan siapa.

Sampai saat ini apabila suami yang menanggung biaya dan istri tidak bekerja maka akan menjadi tanggungan suami. Akan tetapi bila istri bekerja mungkin istri bisa ikut menyumbang dalam pemenuhan kebutuhan biaya ini.

Untuk bisa mencapai tujuan keuangan serta mimpi-mimpi anda bersama, maka anda harus berinvestasi serta untuk memastikan mimpi anda tercapai anda juga harus berasuransi.

Untuk investasi bisa anda lakukan melalui aplikasi yang bisa diunduh gratis di sini.

Selain mencatat anda juga penting untuk berinvestasi dan berasuransi. Permasalahan dengan investasi masih banyak orang yang awam. Sementara untuk berasuransi banyak masyarakat yang enggan karena takut dikejar-kejar oleh agen, padahal mereka baru hanya mau tahu berapa besar sih premi yang mereka harus bayarkan.Nah, untuk hal ini ada solusinya, anda bisa cek premi asuransi tanpa takut dikejar-kejar agen melalui aplikasi yang bisa diunduh di sini.

Selain itu anda juga bisa belajar dengan mengikuti kelas dan workshop tentang keuangan, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek di sini.

Yang paling penting disini adalah adanya keterbukaan dari masing-masing pihak tentang kondisi keuangan mereka dan kontribusi mereka pada keuangan keluarga nanti. Jangan sampai ada yang terkena PHP sehingga menimbulkan keributan dan malah berbuntut pada perceraian.


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.

Hide Ads