Melihat Layanan Bank Terapung Satu-satunya di Kepulauan NTT

Melihat Layanan Bank Terapung Satu-satunya di Kepulauan NTT

Advertorial - detikFinance
Kamis, 21 Mar 2019 00:00 WIB
Teras BRI Kapal Bahtera Seva II (Foto: Moch Prima Fauzi/detikcom)
Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk semakin mendekatkan layanannya kepada masyarakat terluar di pelosok negeri. Melalui layanan Teras BRI Kapal Bahtera Seva, Bank BRI menjangkau masyarakat di kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masih kesulitan dalam mendapatkan akses perbankan.

Layanan Teras BRI Kapal Bahtera Seva pertama kali diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015 dengan kapal pertama bernama Teras BRI Kapal Bahtera Seva I di Kepulauan Seribu, Jakarta. Sementara di NTT, Bank BRI mengoperasikan Teras BRI Kapal Bahtera Seva II yang diluncurkan pada 29 Desember 2016.

Teras BRI Kapal Bahtera Seva II menjadi akses perbankan satu-satunya di kepulauan NTT yang mendatangi pulau-pulau seperti Pulau Messah, Pulau Rinca, Pulau Papagarang, dan Pulau Komodo. Layanannya juga menjangkau Pulau Longos, Pulau Boleng, Pulau Seraya Besar dan Kecil, serta Pulau Kukusan.

Setiap minggunya, kapal berkelir oranye, putih, dan biru ini bersandar di pulau-pulau tersebut. Warga pun menyambut kedatangannya untuk menabung, transfer, meminjam dana, sampai tarik tunai. Selain dilengkapi ruang pelayanan, Teras BRI Kapal Bahtera Seva II juga memiliki fasilitas Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Salah seorang warga yang memanfaatkan layanan di Pulau Komodo mengatakan bank terapung milik Bank BRI ini membantunya dalam mendapatkan akses perbankan. Sebelumnya, dengan waktu tempuh 3 jam perjalanan menggunakan ojek kapal ke Labuan Bajo, membuatnya harus mengeluarkan ongkos hingga Rp 500 ribu termasuk biaya konsumsi.

"Maklum kan di Labuan Bajo itu kan mahal-mahal banget," katanya.

Nurmala Sari (39) seorang warga di Pulau Messah juga mengakui kendala yang sama. Sebelum Teras BRI Kapal Bahtera Seva II hadir di wilayahnya, ia harus mengeluarkan uang minimal Rp 20 ribu untuk menabung ke Labuan Bajo dari tempat tinggalnya di Desa Pasir Putih, yang masih dalam Kecamatan Komodo.

"Dari pulau (Messah) ke sini Rp 10 ribu. Dari TPI (tempat pelelangan ikan) ke sana PP-nya Rp 10 ribu. Tapi kalau sekarang ada bank apung kan lebih nyaman jadi enak toh tinggal naik (ke kapal)," kata dia.

Melihat Layanan Bank Terapung Satu-satunya di Kepulauan NTT

Suasana ruangan pelayanan di Bahtera Seva II (Foto: Dikhy Sasra/detikcom)

Saat bersandar, layanan perbankan di Teras BRI Kapal Bahtera Seva II buka mulai dari pukul 08.00 sampai 17.00 WITA. Kadang kala sebelum bersandar pun masyarakat sudah menunggu di dekat dermaga. Layanan di Teras BRI Kapal Bahtera Seva II dibantu oleh tenaga pemasar mikro atau disebut mantri, teller, dan customer service.

Dalam ruangan tersebut tersusun beberapa kursi untuk nasabah yang menunggu antrean. Meski berada di dalam kapal, kebersihan dan kenyamanannya pun turut diperhatikan. Suasana sejuk bisa dirasakan nasabah berkat pendingin ruangan (AC).

Menurut Corporate Secretary Bank BRI Bambang Tribaroto, layanan Teras BRI Kapal Bahtera Seva ini dihadirkan sebagai bentuk mendekatkan diri kepada masyarakat untuk menghadirkan akses perbankan dan turut serta dalam meningkatkan inklusi keuangan.

"Tujuan dari adanya Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Labuan Bajo untuk mendekatkan akses layanan keuangan, terutama perbankan kepada masyarakat kepulauan dan pesisir. Ini merupakan upaya nyata Bank BRI dalam turut serta meningkatkan inklusi keuangan dan literasi di tengah masyarakat," ujarnya.

Sementara itu Kepala Unit BRI Labuan Bajo Elias Gudi mengatakan sejak diluncurkan akhir tahun 2016, total penyimpan di Teras BRI Kapal Bahtera Seva II sebesar 371 orang dengan total dana Rp 1,4 miliar. Sementara total pinjaman menjangkau 260 orang dengan nilai Rp 6,1 miliar. Tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 529 orang penyimpan dengan total dana Rp 2,3 miliar untuk debitur peminjam menjadi 640 orang dengan total pinjaman Rp 10,6 miliar.

"Di posisi tahun lalu di posisi 31 Desember 2018 total penyimpan menjadi 753 orang dengan besar Rp 5,29 miliar. Sehingga sejak diluncurkannya teras kapal itu peningkatan rata-rata setiap tahunnya itu untuk penyimpan 200-an penyimpan," ujarnya.

(adv/adv)