Dengan kondisi jalanan yang mulus tersebut, perjalanan Putussibau ke Badau bisa ditempuh dalam waktu 3-4 jam. Meskipun dihiasi beberapa tanjakan dan turunan curam, serta tikungan tajam, jalur tersebut tidak sulit dilalui kendaraan mobil maupun sepeda motor.
Potret jalan mulus tersebut berbanding terbalik dengan kondisi 5 tahun ke belakang. Saat jalanan aspal belum sampai ke wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia tersebut, jalanan Putussibau-Badau sulit untuk dilalui. Jalur tanah dengan lubang yang siap menghadang harus dihadapi para pelintas.
Sebelum jalanan diperbaiki, membutuhkan waktu sekurangnya 2 hari 2 malam untuk menyelesaikan perjalanan Putussibau-Badau. Tak jarang, warga harus bermalam di tengah hutan karena tidak bisa melanjutkan perjalanan di kala banjir.
Peradaban baru di wilayah perbatasan Nanga Badau sejatinya bukan hanya menyangkut infrastruktur jalan yang mulus. Saat ini, masyarakat di wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah Serawak, Malaysia itu sudah lebih melek layanan keuangan, seperti bank.
Bank BRI hadir sebagai satu-satunya bank nasional yang menjangkau masyarakat Badau untuk memberikan layanan keuangan. Sejak membuka kantor unit di Badau pada 2001, BRI membentangkan jaringannya untuk membuka akses keuangan masyarakat Badau.
![]() |
Pemimpin Cabang BRI Cabang Putussibau yang membawahi Unit Badau, Dwi Putra Apriantono mengemukakan, di wilayah ujung Indonesia BRI berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat mengenai berbagai layanan perbankan. Hal itu bertujuan agar masyarakat semakin melek pada literasi keuangan, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
"Di samping sebagai lembaga intermediary, fungsi bank juga berkewajiban memberikan edukasi kepada masyarakat kshususnya yang belum terbiasa transaksi di bank. Ada bebrapa macam yang kita lakukan, di antaranya edukasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal layanan bank baik simpanan maupun pinjaman," jelas Dwi saat ditemui detikcom di kantornya beberapa waktu lalu.
Kepala BRI Unit Badau, Raji'I, menimpali kehadiran BRI telah mengubah cara masyarakat Badau dalam melakukan transaksi keuangan. Raji'I menyebut perusahaan pengelolaan sawit di Badau telah mempercayakan BRI untuk menyalurkan gaji para pekerja. Di waktu-waktu gajian, ATM maupun Kantor Unit BRI dipadati para pekerja untuk mengambil gaji mereka.
Selain melalui bank, masyarakat Badau juga terbantu dengan adanya Agen BRILink di pelosok-pelosok wilayah. Warga yang lokasinya jauh dari bank biasa mendatangi agen BRILink untuk mengambil dan mengirim uang, melakukan pembayaran, sampai menabung.
"Peran BRI sangat membantu mereka apalagi. Agen-agen BRILink kita sebarkan di daerah-daerah yang jauh dari kantor BRI. Mereka ada yang narik uang, ada yang menabung karena kan (tempat tinggal) jauh dari bank. Begitu mereka gajian ya mereka ambil uang dari agen BRILink," papar Raji'i.
Perubahan aktivitas keuangan masyarakat Badau juga tercermin dari peningkatan jumlah tabungan dari tahun ke tahun. Di tahun 2020, sampai dengan bulan November, jumlah simpanan yang masuk di BRI Unit Badau telah mencapai Rp 48,5 miliar naik dari jumlah tabungan di tahun 2019, yakni Rp 40,9 miliar.
![]() |
Peran BRI dalam membantu transaksi keuangan masyarakat di wilayah perbatasan dirasakan oleh Ade Sanjaya. Ia mengungkapkan dulu masyarakat setempat biasanya menabung di bawah bantal karena tidak ada bank yang dekat.
![]() |
Dulunya, bank yang paling dekat berlokasi di Putussibau. Untuk mencapai ke sana, butuh perjuangan ekstra karena jalanan yang rusak ditambah lagi jika cuaca buruk dan banjir.
"Ya paling dulu bank ada di Putussibau. Itu kan jalanannya masih jelek, mobil susah lewat," kenang Ade saat ditemui detikcom.
Ade mengungkapkan kehadiran BRI bukan hanya memberikan kemudahan masyarakat untuk menabung. Fasilitas kredit yang diberikan BRI dirasakan langsung oleh Ade sangat membantu untuk merintis usaha demi memenuhi kebutuhan hidup.
"Merasa terbantu sekali dengan adanya BRI. Fasilitas kredit yang diberikan BRI membuat saya bisa memulai usaha hingga sampai saat ini bisa beli rumah," kata Ade.
Hal senada diungkapkan Bianor Evodius Stanley, warga Desa Lanjak, Kecamatan Badau. Ia bercerita, di tahun 90'an pernah beberapa kali diajak sang ayah untuk menabung di daerah Selimbau dengan menaiki speedboat.
"Oy, susah sekali waktu itu untuk menabung. Kita harus naik speedboat kurang lebih 3 jam ke Selimbau. Belum lagi kalau hujan, wah sudah basah kuyup," kisah Evo.
![]() |
Evo yang menjadi salah satu agen BRILink di Kecamatan Badau mengatakan banyak warga yang terbantu dengan jaringan perbankan dari BRI. Orang-orang yang ingin mengirim uang ke kerabat atau menyimpan uang kini menjadi lebih mudah.
"Di sini orang jadi lebih mudah kirim uang. Saya beberapa kali diketuk pintu malam hari, pernah jam 2 pagi katanya mau kirim uang untuk anaknya di luar kota, itu tetap kita layani. Mereka terbantu dengan adanya BRILink jadi mudah kirim uang atau simpan," urai Evo.
Dalam rangka memperingati ulang tahun BRI yang ke-125 dengan tema Brilian, BRI turut hadir di perbatasan dalam mempermudah layanan perbankan. BRI juga turut memacu ekonomi masyarakat perbatasan melalui berbagai program mulai dari BRILink, KUR, Kupedes, dan lainnya. Adapun hal ini merupakan salah satu wujud dan dukungan BRI untuk menjaga ekonomi di Indonesia.
(adv/adv)