HR Professional sekaligus Content Creator Keuangan dan Karier, Samuel Ray mengatakan perencanaan keuangan menjadi salah satu hal penting yang perlu dipersiapkan guna mencapai resolusi tersebut. Namun, terkadang seseorang memiliki berbagai masalah keuangan sehingga kesulitan untuk menentukan skala prioritas kebutuhannya.
"Masalah keuangan berbeda. Kalau untuk fresh graduate, masalah keuangannya adalah banyak sandwich generation. Jadi ketika usia 18-24 tahun (saat) sudah dapat menghasilkan (uang), mereka bukannya independent justru harus berpikir untuk bisa cover kebutuhan orang tua dan menabung untuk kebutuhannya sendiri," ujarnya kepada detikcom baru-baru ini.
"Sementara, usia 25-35 tahun, (mereka) mulai berpikir gimana caranya terbebas dari utang. Seiring berjalannya waktu, penghasilan meningkat, tapi gaya hidup juga meningkat. Akhirnya jadi berpaling ke kredit, cicilan, ambil KPR," lanjutnya.
Di samping itu., Samuel mengatakan riset survei OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) tahun 2020 menunjukkan 46% responden di Indonesia mengaku dana darurat yang mereka miliki hanya dapat meng-cover selama 1 minggu. Padahal, idealnya dana darurat seharusnya dapat meng-cover 6-12 bulan kebutuhan hidup.
Melihat hal ini, bersama anggota tim MultiFintamin dan Bank Jago, dirinya berkolaborasi untuk merumuskan cara agar seseorang bisa sehat secara finansial dan menggapai resolusi keuangannya. Dikatakannya, untuk menciptakan keuangan yang sehat, diperlukan kedisiplinan yang rutin dalam mengelola keuangan.
Dalam hal ini, masyarakat bisa mengatur keuangan mulai dari hal paling sederhana, yakni budgeting. Adapun hal ini akan memudahkan untuk mengetahui jumlah pengeluaran, baik itu harian, mingguan, atau bahkan bulanan.
"Untuk mulai merencanakan keuangan, kita masuk ke habit yang namanya budgeting atau bahasanya MultiFintamin ini Fintamin B (Financial Vitamin) untuk buat rincian kebutuhan atau budgeting. Nah, budgeting ini ibaratnya health check up, tapi bukan kesehatan tubuh melainkan keuangan," katanya.
"Dari budgeting, kita bisa tahu pos-pos pengeluaran mana yang makan porsi terbesar. Bukan berarti pengeluaran harus kurangi. Tapi kalau ada yang bisa dikurangi, silakan. Misalnya, terlalu boros makan mewah bulan ini, silakan dikurangi. Kadang pengeluaran adalah isunya, tapi isunya bisa juga terjadi di pemasukan yang kurang. Ini juga harus diatur seperti dengan promosi di kantor, cari penghasilan tambahan, atau ambil opportunity yang tepat dan gaji yang lebih baik," imbuhnya.
![]() Dok. Instagram/srl789 |
Samuel mengatakan masyarakat kini bisa memanfaatkan fitur Kantong pada aplikasi Jago. Fitur ini, lanjutnya, akan mempermudah dalam hal pemisahan kebutuhan dan alokasi uang, baik untuk pembayaran maupun tabungan.
"Bank jago punya tools yang bisa buat disiplin, yaitu Kantong. Aplikasi Jago memungkinkan kita bisa buat banyak Kantong yang punya nomor rekening sendiri-sendiri. Nanti Kantong misalnya untuk bayar listrik, air, les, kasih orang tua, bisa dialokasikan di situ. Jadi, bisa langsung tahu dari satu arus kas gaji bisa ketahuan ke mana aja dengan disiplin memasukkan ke Kantong-kantong yang terpisah," jelasnya.
![]() |
"Fitur Kantong juga ada dua jenis, Kantong Nabung dan Kantong Bayar. Jadi, ini mempermudah alokasi budget dan memantau spending setelahnya. Bank Jago juga terintegrasi dengan Gojek, jadi lebih mudah untuk disiplin dalam alokasi uang sehari-hari. Jadi, kalau mau bayar Gojek menggunakan Jago, nanti tercatat semua spending-nya dengan rapi," tambahannya.
Di samping budgeting, masyarakat juga perlu menyisihkan uang untuk tabungan. Hal ini mengingat hampir semua resolusi atau mimpi memerlukan uang untuk menggapainya. Untuk fitur Kantong Nabung, kata Samuel, masyarakat juga bisa mengunci tabungan hingga resolusi tercapai.
"Semua mimpi itu kan butuh uang untuk mencapainya, hampir semua mimpi. Kantong tadi juga ada yang bisa dikunci. Misalkan sampai mimpinya tercapai atau uangnya tercapai, uangnya bisa dikunci dulu, nanti kalau sudah tercapai di akhir tahun 2022 baru bisa dipakai uangnya. Ketika kita punya sesuatu yang kita tabung dan kita bisa lihat atau monitor pertumbuhannya tiap bulan, itu berbeda sekali dengan membuat resolusi hanya di dalam kepala saja. Jadi, kita harus bener-bener put action di dalam resolusi kita," katanya.
Terakhir, investasi juga menjadi solusi untuk bisa mencapai resolusi keuangan yang sehat di 2022. Namun, ada baiknya untuk tidak berinvestasi karena tren belaka. Samuel mengatakan investasi sebenarnya dapat dilakukan mulai dari hal sederhana, yakni budgeting.
"Sayangnya pola pikirnya kebalik, investasi yang dipelajari yang susah dulu. Rasanya belum investasi kalau belum kenal saham, asset crypto, atau peer to peer lending. Padahal, investasi yang paling sederhana kita disiplin budgeting dulu. Kalau ingin nyoba investasi reksa dana, bisa coba investasi di Bibit karena Jago juga sudah terintegrasi dengan Bibit," katanya.
Selain itu, Samuel juga mengingatkan agar masyarakat tak mudah terjerumus investasi bodong. Untuk mencapai resolusi, ada baiknya untuk mulai dari membenahi cash flow terlebih dahulu.
"Tidak perlu terlalu banyak menganalisa. Mulai saja dengan yang sederhana seperti budgeting. Dan dari situ bisa terlihat kesehatan keuangan sudah sejauh mana. Kalau sampai saat ini masih ada cicilan, utang yang perlu dilunasi, lunasi. Kalau saat ini bisa mulai menabung, terus disiplin menabung dan jangan mudah percaya investasi bodong. Pilihlah institusi keuangan yang diawasi oleh OJK," pungkasnya. (adv/adv)