Setop Panik! Ini Cara Hadapi Ketidakpastian Ekonomi yang Kian Dekat

Setop Panik! Ini Cara Hadapi Ketidakpastian Ekonomi yang Kian Dekat

Advertorial - detikFinance
Jumat, 18 Nov 2022 00:00 WIB
adv
Shutterstock
Jakarta - Isu akan datangnya resesi atau ekonomi dunia diramal akan 'gelap' di tahun 2023 semakin santer dibicarakan. Jika hal itu terjadi, maka perekonomian nasional sudah jelas menjadi ancaman. Kondisi perekonomian seperti itu tentunya juga akan berdampak pada masyarakat, terutama dalam hal mengelola keuangan.

Berdasarkan Survei Organization for Economic Cooperation and Development (EOCD) pada pertengahan tahun 2021, disebutkan sebagian besar penduduk Indonesia tidak memiliki ketahanan finansial meskipun senang menabung. Kondisi ini bisa menunjukkan jika masyarakat Indonesia tidak siap menghadapi krisis ekonomi.

Jika hal ini terus berlanjut, bisa saja masyarakat Indonesia benar-benar tidak bisa bertahan untuk menghadapi resesi yang kian mendekat. Untuk mengatasi hal tersebut, Perencana Keuangan Syariah Dewi R.D Amelia, CFP, IFP, QWP berbagi tips untuk mengatur keuangan di tengah situasi ketidakpastian ekonomi. Simak penjelasannya.

Positive Cash Flow

Dewi menyebutkan untuk mengelola keuangan masyarakat bisa menerapkan apa yang disebut dengan positive cash flow. Maksudnya, pengeluaran jangan sampai lebih besar daripada pemasukan. Caranya adalah dengan buat budget untuk 3K pengeluaran yaitu, Kewajiban, Kebutuhan, dan Keinginan.

Budget kewajiban berarti pengeluaran yang harus dikeluarkan dan tidak bisa dihemat. Contohnya adalah membayar zakat, cicilan, utang atau sekolah anak. Budget kebutuhan berarti pengeluaran yang diperlukan tetapi dapat dihemat atau dikendalikan, misalnya adalah konsumsi harian, biaya transportasi, pakaian, dan pengeluaran masa depan. Sedangkan untuk budget keinginan, ini adalah pengeluaran untuk memenuhi keinginan seperti jajan, belanja online, liburan, dan hobi.

Selain itu, masyarakat juga bisa melakukan penghematan dan pengeluaran tersier dengan cara perbanyak post belanja dapur guna meminimalisir jajan atau makan di luar rumah, serta berusaha mengendalikan atau mengurangi budget untuk keinginan.

Dana Darurat

Masih dalam survei Organization for Economic Cooperation and Development (EOCD), sebanyak 46% responden mengaku dana darurat atau tabungan yang mereka miliki hanya bisa digunakan untuk hidup selama satu minggu. Sebanyak 24% mengaku bisa bertahan dalam satu sampai enam bulan, sebanyak 9% mengaku bisa bertahan enam hingga di atas enam bulan, dan sisanya mengaku tidak tahu. Hasil ini membawa Indonesia menduduki posisi empat terbawah dunia dalam ketahanan finansial jika didasarkan jumlah kepemilikan dana darurat.

Karenanya, Dewi mengatakan masyarakat harus bisa menabung menyiapkan dana darurat. Sebab, besaran dana darurat disebutkan mencapai 3-6 kali pengeluaran bulanan. Ini harus dipersiapkan, apalagi saat pandemi berjalan selama dua tahun, hanya ada 9% masyarakat yang bisa bertahan di atas 6 bulan.

Hindari Utang Konsumtif

Paylater menjadi salah satu fitur yang memudahkan masyarakat untuk membeli barang atau sesuatu. Tetapi jika terus-terusan memanfaatkan fitur ini di berbagai aplikasi, maka masyarakat akan menjadi individu yang konsumtif. Jika sudah konsumtif, maka akan sulit untuk menabung dan menyimpan dana darurat. Oleh karena itu, hindari utang konsumtif dan bijaklah dalam mengatur keuangan.

Nah, bagaimana? Ternyata mengatur keuangan benar-benar diperlukan untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi. Apalagi dalam menabung dan menyiapkan dana darurat. Oleh karena itu, yuk mulai dipersiapkan dari sekarang.

Untuk merencanakan tabungan dan dana darurat kini jadi lebih mudah bersama Jago Syariah. Diketahui, Jago Syariah merupakan produk bank digital berbasis syariah dari PT Bank Jago Tbk. Di aplikasi ini terdapat fitur Kantong & Plan Ahead yang memudahkan masyarakat dalam mengatur, memisahkan budget sesuai masing-masing kebutuhan serta juga merencanakan keuangan baik untuk jangka waktu pendek maupun panjang. Hal ini sudah dibuktikan oleh seorang ibu rumah tangga dan content creator Ade Rizky Setiawan, yang merasakan langsung manfaat dan kemudahan fitur Kantong dan Plan Ahead.

"Ternyata selama ini aku salah mengelola pengeluaran. Dulu itu aku langsung menyisihkan dana untuk keinginan pribadi tanpa memikirkan tabungan dan dana darurat. Jadi, saat bulan depan ketika aku tidak ada pemasukan, aku kesulitan untuk menutup pengeluaran rutin bulanan saat itu," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ade mengatakan kini ia sudah mulai mengerti cara mengelola keuangan yang baik dan benar. Ia juga sudah mulai mengutamakan kebutuhan pokok terlebih dahulu.

"Ketika pemasukan bulan ini lebih besar, aku langsung menyisihkan sisanya untuk dana darurat. Maka, jika bulan depan pemasukan lebih sedikit, nggak masalah karena aku sudah ada tabungan sebelumnya," tutur Ade.

Biasanya Ade membagi pengeluaran dan tabungan ke dalam beberapa rekening. Namun, ia merasakan betapa repotnya memiliki banyak rekening. Bahkan, hal tersebut cukup menyulitkannya untuk mengatur keuangan bulanan. Tapi, di Jago Syariah, Ade bisa punya banyak rekening yang semuanya dapat dipantau dalam satu aplikasi.

"Ibaratnya kalau uang cash kita bagi di berbagai amplop. Misal amplop pertama untuk beli kamera dan amplop kedua untuk menabung atau mudik. Tapi, kalau simpan cash banyak risiko. Nah, dengan adanya Jago Syariah jadi nggak bisa otak-atik atau comot untuk hal lain karena semua sudah dialokasikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Aku punya kantong untuk kebutuhan sehari-hari, dana pendidikan anak, mudik, zakat, hingga kantong untuk self reward," ujar Ade.

adv

Kantong Nabung. Dok: Bank Jago

Bukan hanya fitur Kantong saja, Ade juga merasa diuntungkan dengan berbagai fitur Plan Ahead (Rencanakan). Pada dasarnya, fitur tersebut diperuntukkan sebagai automasi transaksi bagi nasabah untuk melakukan pembayaran sebelum jatuh tempo. Ade merasa fitur tersebut sangat memudahkannya untuk melakukan pembayaran secara terjadwal. Bahkan kini, ia memanfaatkan fitur tersebut setiap bulannya untuk pembayaran berbagai hal supaya tidak telat.

Sebagai informasi, dengan fitur Kantong, nasabah bisa membuat hingga 40 kantong untuk berbagai tujuan seperti dana akhir pekan, jajan GoFood, belanja harian, investasi, dana darurat dan berbagai kebutuhan lainnya.

Selain bisa digunakan untuk kebutuhan perencanaan keuangan, Jago Syariah juga punya ekosistem yang kuat karena ada fitur yang memudahkan masyarakat bertransaksi untuk pemakaian layanan Gojek dan berinvestasi reksa dana bersama Bibit.

Tak hanya itu, Jago Syariah, menerapkan akad wadiah dalam penggunaannya. Dengan prinsip akad wadiah, pihak bank diperbolehkan mengelola uang yang dititipkan dengan menerapkan hukum syariat. Karena akad wadi'ah yad hhamanah bersifat titipan, bank tidak menjanjikan imbalan. Meski begitu, uang dapat diambil kapan saja. Mengatur keuangan pun menjadi lebih berkah bersama Jago Syariah.

Bank Jago telah terdaftar dan diawasi OJK serta merupakan peserta penjamin LPS. Seluruh produk dan layanan Jago Syariah telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah dan Majelis Ulama Indonesia.

Yuk! Mulai atur pengeluaran dan tabungan dengan mudah dengan Jago Syariah sekarang juga! Download aplikasi Jago Syariah di sini. (adv/adv)