"Tahun ini memang agak berbeda kita gabung dengan FEKDI. Sesuai dengan tema, 'Sinergi Memperkuat Ekonomi dan Keuangan Digital serta Inklusif untuk Pertumbuhan yang Berkelanjutan', ada beberapa kata-kata penting di sini, ekonomi, keuangan digital dan inklusif. UMKM ini adalah bagian yang kita fokuskan untuk bisa memanfaatkan inovasi-inovasi Bank Indonesia di bidang ekonomi dan keuangan digital karena UMKM paling banyak menggunakan sistem pembayaran digital," ujar Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Anastuty K dalam acara Taklimat Media Karya Kreatif Indonesia, di Hall A JCC Senayan, Sabtu (3/8/2024).
Lebih lanjut, Anastuty mengatakan, KKI tahun ini diikuti oleh ribuan UMKM dari berbagai wilayah Indonesia. Sebanyak 350 UMKM hadir secara offline dan 900 UMKM bergabung secara online melalui situs www.karyakreatifindonesia.co.id.
"Kolaborasi ini memberikan mutual benefit, jadi kita bisa dapat buyer-buyer baru seperti milenial dan gen Z dari gelaran FEKDI. Para UMKM di sini juga bisa bertemu dengan para jasa pembiayaan," ungkapnya.
Dukungan BI dalam Pengembangan UMKM
Anastuty mengungkapkan hadirnya gelaran KKI menjadi wadah untuk mendorong perkembangan UMKM. Di Indonesia, UMKM memegang peranan penting bagi perekonomian nasional.
Di tengah ekonomi digital, lanjut Anastuty, UMKM juga memiliki peran signifikan, di mana 75 persen transaksi penggunaan QRIS per Mei 2024 berasal dari transaksi UMKM.
"Kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi Indonesia sekarang tahun 2024, sekitar 56 persen disupport oleh UMKM. Kalau kita bicara tentang penggunaan QRIS, 75 persen transaksi QRIS berasal dari transaksi UMKM dengan total transaksi UMKM Rp 32,86 triliun," ucapnya.
Melihat hal ini, Bank Indonesia terus berupaya mendukung UMKM naik kelas, go digital dan go global. Upaya ini dilakukan dengan berbagai hal salah satunya dengan memperkenalkan sistem pembayaran QRIS kepada UMKM. Hal ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk mendukung ketercapaian target inklusi keuangan 90% di tahun 2024.
"Kemudian kita kenalkan dengan SIAPIK (Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan), para UMKM diajarkan untuk membuat laporan keuangan supaya mereka punya profil keuangan yang kemudian bisa dilihat oleh lembaga pembiayaan. Dengan begitu, lembaga pembiayaan dapat dengan mudah memberikan pembiayaan kepada UMKM, dan mereka juga kita kenalkan dengan kanal-kanal e-commerce," sambungnya.
Bank Indonesia Perluas Akses UMKM Go Global
![]() |
Berbagai binaan yang dilakukan Bank Indonesia telah banyak dirasakan oleh para UMKM di berbagai wilayah Tanah Air. UMKM Kopi Binaan BI Provinsi Papua Highland Roastery menjadi salah satunya yang mampu mengembangkan produknya hingga kini bisa menjangkau mancanegara.
Highland Roastery memiliki produk unggulan Pyramid Coffee yang berasal dari Desa Agongga. Kopi ini ditanam di ketinggian tanah 1.780mdpl, yang membuat cita rasa dan aromanya menjadi khas.
Meski demikian, Yafeth mengatakan kopi asal Papua dulunya belum sepopuler saat ini. Bahkan, grade biji kopinya masih tergolong rendah. Namun berkat binaan Bank Indonesia, kini kopi Highland Roastery mampu memiliki skor cupping 82,75 berdasarkan indikator Coffee Quality Institute (CQI).
"Artinya, secara kualitas, rasa dan aroma kopi sudah menjadi standar dunia," ujar Founder UMKM Highland Roastery Yafeth Wetipo.
"Kita juga dibantu untuk dibukakan pasar. Jadi, kami di Papua jauh sekali, untuk mengirim ke luar negeri, itu sangat tidak mungkin bagi kami. Tapi saat ini, kami sudah ekspor ke Singapura dan Jepang" katanya.
Bank Indonesia Dorong UMKM Hadirkan Inovasi
![]() |
Tak hanya Yafeth, UMKM Wastra Binaan BI Provinsi Sumatera Selatan Nirmala Songket juga merasakan hal yang sama. Nirmala Songket merupakan UMKM yang memproduksi songket Palembang dengan ciri menggunakan benang emas dan pewarna alami.
Rusmala mengatakan pihaknya kini mengombinasikan ciri khas songket Palembang dengan warna yang lebih natural. Untuk media pewarnaanya, ia menggunakan bahan-bahan yang alami dari tumbuhan.
"Kalau kita berfokus pada pewarnaan alam, seperti kulit jengkol, akar mengkudu dan lainnya," jelas Rusmala.
Rusmala mengaku banyak manfaat yang diberikan sejak bergabung menjadi UMKM Binaan Bank Indonesia. Selain dukungan lewat berbagai pameran, Bank Indonesia juga kerap mendorong UMKM untuk berinovasi.
"Saya bergabung dengan BI dari tahun 2018 dan banyak sekali manfaat yang kita rasakan sejak dibina dengan BI. Kita dipertemukan dengan orang-orang yang kompeten di bidang wastra, kita juga dipertemukan kurator-kurator, lalu dibina diberi ilmu, pelatihan dan di-support untuk berinovasi. Jadi kita setiap tahun ditantang untuk berinovasi," ungkap Rusmala. (adv/adv)