Dibangun Zaman Belanda, Rel Kereta Banyak 'Mati' di Era Orde Baru

Dibangun Zaman Belanda, Rel Kereta Banyak 'Mati' di Era Orde Baru

Suhendra - detikFinance
Selasa, 08 Sep 2015 12:24 WIB
Jakarta - Ada ribuan kilometer rel kereta api yang sudah mati alias tidak beroperasi yang terbengkalai. Kebanyakan rel-rel tersebut berada di Pulau Jawa dan sudah dibangun sejak zaman kolonial Belanda periode 1867-1930.

Rel-rel ini mulai tak difungsikan lagi, banyak terjadi pada periode 1970-an hingga tahun 1990-an atau pada era Orde Baru.

Tidak difungsikannya lagi jalur rel kereta ini karena alasan bermacam-macam. Untuk jalur kereta di area pertambangan batu bara seperti Sumatera Barat, pengoperasian kereta dihentikan karena aktivitas pertambangan yang sudah tidak ada lagi. Sedangkan, angkutan kereta penumpang yang berhenti operasi di Pulau Jawa karena sepinya peminat pengguna kereta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamat Perkeretapian Djoko Setijowarno mengatakan, pada periode itu memang fokus pemerintah Orde Baru lebih banyak membangun jalan, daripada memperhatikan transportasi kereta.

"Pemerintah perhatian pada transportasi jalan, jadi imbasnya sampai sekarang," kata Djoko kepada detikFinance, Selasa (8/9/2015)

Kini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang menuntaskan beberapa studi untuk mengaktivasi beberapa rute rel kereta, atau menghidupkan lagi jalur rel kereta. Program reaktivasi terkendala persoalan lahan. Beberapa rel yang telah lama mangkrak, mengalami alih fungsi menjadi jalan, atau diduduki warga secara ilegal.

Kemenhub mencatat, ada sekitar 3.343 kilometer (km) jalur kereta yang sudah lama tidak dipergunakan dari total 8.159 km atau sekitar 40%.

Berikut ini daftar beberapa rel mati yang tersebar di Jawa yang dihimpun detikFinance dari data PT Kereta Api Indonesia (KAI), Rabu (8/9/2015).

Banten:

  • Cigading (Banten)-Anyerkidul (12 KM) diresmikan tahun 1900 ditutup tahun 1981,
    Rangkasbitung-Labuhan (10 KM) diresmikan 1914 ditutup tahun 1984,
Jawa Barat:

  • Tasikmalaya-Singaparna (17 KM) diresmikan tahun 1911 ditutup tahun 1980,
  • Banjar-Kalipucang (43 KM) diresmikan tahun 1916 ditutup tahun 1982,
  • Kalipucang-Cijulang (39 KM) diresmikan tahun 1921 ditutup tahun 1982,
  • Bandung-Dayeukolot-Soreang (29 KM) diresmikan tahun 1921 ditutup tahun 1982,
  • Dayeukolot-Majalaya (18 KM) diresmikan tahun 1922 ditutup tahun 1942,
  • Rancaekek-Tanjung Sari (12 KM) diresmikan tahun 1921 ditutup tahun 1978,
  • Jatibarang-Indramayu (19 KM) diresmikan tahun 1912 ditutup tahun 1973,
  • Jatibarang-Karangampel (18 KM) diresmikan tahun 1926 ditutup tahun 1932,
  • Cibatu-Garut (19 KM) diresmikan tahun 1889 ditutup tahun 1983,
  • Garut Cikajang (28 KM) diresmijan tahun 1930 ditutup tahun 1983,
  • Balung-Ambulo (12 KM) diresmikan tahun 1913 ditutup tahun 1972,
  • Cikampek-Cilamaya (28 KM) diresmikan tahun 1909 ditutup tahun 1984,
  • Cikampek-Wedas (16 KM) diresmikan tahun 1912 ditutup tahun 1984,
  • Karawang-Lamaran-Rengasdengklok (21 KM) diresmikan tahun 1919 ditutup tahun 1981,
  • Lamaran-Wedas (15 KM) diresmikan tahun 1920 ditutup tahun 1981
Jawa Tengah:

  • Tuntang-Kedungjati (31 KM) diresmikan tahun 1873 ditutup tahun 1977,
  • Semarang Tawang-Semarang (1,5 KM) diresmikan tahun 1914 ditutup tahun 1942,
  • Yogyakarta-Magelang (47 KM) diresmikan tahun 1903 ditutup tahun 1975,
  • Magelang-Secang (10 KM) diresmikan tahun 1903 ditutup tahun 1973,
  • Secang-Bedono (18 KM) diresmikan tahun 1905 ditutup tahun 1977,
  • Bedono-Ambarawa (9 KM) diresmikan tahun 1905 sekarang hanya digunakan sebagai kereta wisata,
  • Secang-Temanggung-Parakan (27 KM) diresmikan tahun 1907 ditutup tahun 1973,
  • Bojonegoro-Jatirogo (49 KM) diresmikan tahun 1919 ditutup tahun 1999
  • Jomblang-Jumatan-Bulu (8 KM) diresmikan 1882 ditutup tahun 1974,
  • Jumatan-Demak-Kudus (50 KM) diresmikan tahun 1883 ditutup tahun 1986,
  • Kudus-Pati-Juana (37 KM) diresmikan tahun 1884 ditutup tahun 1986,
  • Juana-Rembang (22 KM) diresmikan tahun 1900 ditutup tahun 1986,
  • Rembang-Lasem (12 KM) diresmikan tahun 1900 ditutup tahun 1992,
  • Juana-Bulumanis-Tayu (25 KM) diresmikan tahun 1899 ditutup tahun 1996,
  • Kudus-Mayong (13 KM) diresmikan tahun 1887 ditutup tahun 1975,
  • Mayong-Pecangaan (10 KM) diresmikan tahun 1895 ditutup tahun 1975,
  • Mayong-Welahan (6 KM) diresmikan tahun 1900 ditutup tahun 1943,
  • Demak-Godong-Purwodadi (38 KM) diresmikan tahun 1888 ditutup tahun 1996,
  • Purwodadi-Wirosari (22 KM) diresmikan tahun 1889 ditutup tahun 1996,
  • Wirosari-Kunduran (18 KM) diresmikan tahun 1893 ditutup tahun 1996,
  • Kunduran-Blora (25 KM) diresmikan tahun 1894 ditutup tahun 1996,
  • Wirosari-Kradenan (8 KM) diresmikan tahun 1898 ditutup tahun 1996,
  • Cepu-Blora-Rembang (70 KM) diresmikan tahun 1901 ditutup tahun 1984,
  • Lasem-Pamotan (10 KM) diresmikan tahun 1914 ditutup tahun 1992,
  • Pamotan-Jatirogo (24 KM) diresmikan tahun 1919 ditutup tahun 1992,
  • Purwodadi-Ngrombo-Gundih (17 KM) diresmikan tahun 1894 ditutup tahun 1986,
  • Kaliwungu-Kendal (9 KM) diresmikan tahun 1897 ditutup tahun 1978,
  • Kendal-Kalibodri (9 KM) diresmikan tahun 1897 ditutup tahun 1980,
  • Cirebon Prujakan-Kadipaten (47 KM) diresmikan tahun 1901 ditutup tahun 1978,
  • Purwokerto Timur-Sukaraja (8 KM) diresmikan tahun 1896 ditutup tahun 1978,
  • Sukaraja-Banjarsari-Purworejo (16 KM) diresmikan tahun 1897 ditutup tahun 1978,
  • Purworejo-Banjarnegara (31 KM) diresmikan tahun 1898 ditutup tahun 1978,
  • Banjarsari-Purbalingga (7 KM) diresmikan tahun 1900 ditutup tahun 1978,
  • Banjarnegara-Selokromo-Wonosobo (33 KM) diresmikan tahun 1916 ditutup tahun 1978,
  • Purwokerto-Purwokerto Timur (2,7 KM) diresmikan tahun 1916 ditutup tahun 1965,
Jawa Timur:

  • Jombang Kota-Ploso (10 KM) diresmikan tahun 1899 ditutup tahun 1981,
  • Ploso-Ngimbang (22 KM) diresmikan tahun 1900 ditutup tahun 1981,
  • Ngimbang-Bluluk (11 KM) diresmikan tahun 1901 ditutup tahun 1981,
  • Bluluk-Babat (26 KM) diresmikan tahun 1902 ditutup tahun 1981,
  • Probolinggo-Jati-Jabung (30 KM) diresmikan tahun 1897 ditutup tahun 1979,
  • Jabung-Paiton (5 KM) diresmikan tahun 1898 ditutup tahun 1979,
  • Jati-Sumberkareng (3 KM) diresmikan tahun 1912 ditutup tahun 1943,
  • Pasuruan-Warungdowo-Winongan (16 KM) diresmikan tahun 1896 ditutup tahun 1988,
  • Warungdowo-Wonorejo (11 KM) diresmikan tahun 1899 ditutup tahun 1976,
  • Porong-Japanan-Mojokerto (38 KM) diresmikan tahun 1898 ditutup tahun 1979,
  • Japanan-Pandaan-Bangil (25 KM) diresmikan tahun 1899 ditutup tahun 1979,
  • Bangsal-Pugeran-Pohjejer (17 KM) diresmikan tahun 1899 ditutup tahun 1979,
  • Pasuruan-Warungdowo-Winongan (16 KM) diresmikan tahun 1896 ditutup tahun 1988,
  • Warungdowo-Wonorejo (11 KM) diresmikan tahun 1899 ditutup tahun 1976,
  • Ujung-Benteng (3 KM) diresmikan tahun 1889 ditutup tahun 1969,
  • Benteng-Semut (3 KM) diresmikan tahun 1890 ditutup tahun 1969,
  • Semut-Simpang-Wonokromo Kota (10 KM) diresmikan tahun 1890 ditutup tahun 1969,
  • Wonokromo Kota-Karang Pilang (7 KM) diresmikan tahun 1890 ditutup tahun 1969,
  • Karang Pilang-Krian (7 KM) diresmikan tahun 1898 ditutup tahun 1969,
  • Tanjung Perak-Jembatan Merah-Tunjungan (8 KM) diresmikan tahun 1923 ditutup tahun 1969,
  • Tunjungan-Simpang (1 KM) diresmikan tahun 1923 ditutup tahun 1969,
  • Simpang-Wonokromo Kota (4 KM) diresmikan tahun 1923 ditutup tahun 1969,
  • Sawahan-Tunjungan (3 KM) diresmikan tahun 1923 ditutup tahun 1969,
  • Jombang-Jombang Kota (2,7 KM) diresmikan tahun 1898 ditutup tahun 1981,
  • Jombang-Pare-Kediri (50 KM) diresmikan tahun 1897 ditutup tahun 1984,
  • Pare-Papar (15,5 KM) diresmikan tahun 1898 ditutup tahun 1984,
  • Pare-Semanding Wetan-Konto (10 KM) diresmikan tahun 1898 ditutup tahun 1972,
  • Malang Kota Lama-Batu Lawang-Giondang Legi (23 KM) diresmikan tahun 1897 ditutup tahun 1979,
  • Singosari-Pakis-Blimbing (23 KM) diresmikan tahun 1901 ditutup tahun 1978,
  • Blimbing-Tumpang (17 KM) diresmikan tahun 1901 ditutup tahun 1968,
  • Malang Kota Lama-Malang Jagalan-Blimbing (6 KM) diresmikan tahun 1903 ditutup tahun 1978,
  • Babat-Tuban (38 KM) diresmikan tahun 1920 ditutup tahun 1990,
  • Tuban-Merakurak (9 KM) diresmikan tahun 1920 ditutup tahun 1942,
  • Gresik-Indro (3 KM) diresmikan tahun 1924 ditutup tahun 1975,
  • Wonogiri-Baturetno (19 KM) diresmikan tahun 1923 ditutup tahun 1978,
  • Purwosari-Boyolali (23 KM) diresmijan tahun 1908 ditutup tahun 1973,
  • Klakah-Lumajang-Pasirian (36 KM) diresmikan tahun 1896 ditutuptahun 1988,
  • Kalisat-Situbondo-Panarukan (59 KM) diresmikan tahun 1897 ditutup tahun 2004,
  • Kabat-Banyuwangi (10 KM) dibangun tahun 1903 ditutup tahun 1988,
  • Madiun-Ponorogo (32 KM) dibangun tahun 1907 ditutup tahun 1984,
  • Ponorogo-Balong (17 KM) diresmikan tahun 1907 ditutup tahun 1983,
  • Balong-Slahung (9 KM) diresmikan tahun 1922 ditutup tahun 1983,
  • Ponorogo-Sumoroto (7 KM) diresmikan 1907 ditutup tahun 1943,
  • Situbondo-Panji (3 KM) diresmikan 1908 ditutup 1965,
  • Krian-Gempolkerep (26 KM) diresmikan tahun 1912 ditutup tahun 1974,
  • Gempolkerep-Ploso (20 KM) diresmikan tahun 1912 ditutup tahun 1974,
  • Rogojambi-Srono-Benculuk (18 KM) diresmikan tahun 1921 ditutup tahun 1976,
  • Balung-Rambipuji (12 KM) diresmikan tahun 1929 ditutup tahun 1986,

Pulau Madura:

  • Simpang-Gubeng Boulevard (2 KM) diresmikan tahun 1924 ditutup tahun 1969,
  • Kamal-Bangkalan-Tunjung (23 KM) diresmikan tahun 1898 ditutup tahun 1984,
  • Tunjung-Tanah Merah (13 KM) diresmikan tahun 1900 ditutup tahun 1984,
  • Tanah Merah-Kwanyar (9 KM) diresmikan tahun 1900 ditutup tahun 1984,
  • Kwanyar-Sampang-Tanjung (74 KM) diresmikan tahun 1901 ditutup tahun 1984,
  • Tanjung-Pamekasan (8 KM) diresmikan tahun 1900 ditutup tahun 1984,
  • Pamekasan-Sumenep-Kalianget (77 KM) diresmikan tahun 1900 ditutup tahun 1937,
  • Kamal-Kwanyar (17 KM) diresmikan tahun 1913 ditutup tahun 1984,
(hen/ang)

Hide Ads