Kisah CEO Bukalapak: Gagal Jualan Mie Ayam Hingga Modal Bisnis Rp 500.000

Kisah CEO Bukalapak: Gagal Jualan Mie Ayam Hingga Modal Bisnis Rp 500.000

Muhammad Idris - detikFinance
Jumat, 29 Jan 2016 19:50 WIB
Foto: Dokumentasi Pribadi
Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan situs belanja online Bukalapak.com? Tak banyak yang menyangka jika salah satu situs belanja terbesar ini dimulai dari modal ratusan ribu dan sempat hampir ditutup pada setahun pertamanya.

Sang Pendiri, Achmad Zaky, memulai bisnis situs belanja online saat masih mahasiswa Insitut Tekhnologi Bandung (ITB). Sebelum mencoba peruntungannya dengan membuat Bukalapak, Achmad sempat gagal menjajal bisnis mie ayam gerobak.

"Dulu kan sempat gagal jualan mie ayam. Mulainya tahun 2006 saat masih kuliah di tingkat kedua, 6 bulan sudah bangkrut karena nggak ada pelanggan. Masih baru sehingga nggak ngerti bisnis, tapi itu jadi pembelajaran yang mahal," kata Zaki ditemui di acara Talk Show Creativepreneurship di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jumat (29/1/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak berselang lama, dirinya melihat peluang besar pada bisnis penyedia lapak online, seiring dengan meningkatnya penggunaan internet dan orientasi masyarakat yang mulai hobi berbelanja secara virtual. Tepatnya pada Januari 2010.

"Bukalapak mulai dengan teman saya, artinya hanya 2 orang. Modalnya juga hanya Rp 500 ribuan buat beli domain dan hosting yang kecil. Sampai satu tahun setengah itu semua benar-benar modalin sendiri selama itu," kenangnya.

Beberapa teman kuliah yang direkrutnya beberapa kali keluar karena melihat tak ada prospek yang bagus dari Bukalapak. Di sisi lain dirinya masih harus nombok untuk mengongkosi situs barunya tersebut. Namun, setelah 1,5 tahun, situsnya mulai dikunjungi banyak orang yang ingin mencari barang.

"Di awal setelah masa sulit sudah ada yang mengunjungi Bukalapak sampai 10.000 orang sehari," kata pria kelahiran Sragen, 24 Agustus 1986 tersebut.

Angin segar mulai berembus ketika seorang investor asal Jepang melihat peluang bisnis Bukalapak dan bersedian jadi investor untuk pengembangan awal.

"Ada investor Jepang datang kasih tawaran. Saya tanya kenapa mau investasi uang di bisnis yang belum mapan, dia lihat dan pelajari karakter bisnisnya dan tak masalah. Dan uang miliaran bagi dia katanya terlalu kecil," jelas Zaki.

Bantuan suntikan modal pun dipakainya untuk memperbesar server, penambahan karyawan, dan perluasan lainnya agar Bukalapak semakin besar. Jumlah karyawan pun bertambah pesat dari sebelumnya hanya 2 orang, menjadi 320 orang seperti sekarang.

"Modal akan datang atau bertambah sendiri kalau kita tunjukan keberanian bisnis dan kualitas produk yang kita berikan. Yang mahal itu niat, nggak perlu takut, nyemplung dulu, karena yang susah di awal bukan modal, tapi melawan diri sendiri," tutupnya. (hns/hns)

Hide Ads