Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono, mengungkapkan pihaknya baru bisa melakukan reaktivasi secara bertahap. Sesuai rencana induk Kemenhub, jalur-jalur rel mati tersebut bisa direaktivasi seluruhnya pada 2030.
Dari ribuan kilometer jalur rel mati tersebut, beberapa prioritas utama, yakni jalur Padalarang-Cianjur, Tawang-Tanjung Emas, Semarang Kedungjati-Tuntang, kemudian dalam waktu dekat dilanjutkan dengan Rangkasbitung-Labuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain jalur-jalur rel mati penghubung antar kota di zaman Hindia Belanda itu, Kemenhub juga memprioritaskan reaktivasi jalur-jalur kereta yang menghubungkan langsung ke pelabuhan. Zaman dulu, Belanda selalu membangun rel kereta api menuju pelabuhan-pelabuhan besar yang dibangunnya seperti Tanjung Perak, Tanjung Emas, dan Tanjung Priok.
"Jawa banyak Rangkasbitung-Labuan, itu termasuk kan pelabuhan ikan itu Labuan. Coba bayangkan, dari kereta api jalur lintas Utara Jawa ke Tanjung Priok sudah nyambung, ke Tanjung Perak Surabaya juga sudah nyambung, bagaimana kalau Semarang sudah nyambung. Ada lagi nanti ke (Pelabuhan) Cirebon, tanahnya sudah beralih fungsi, karena sudah terlalu lama tidak diaktifkan," kata Prasetyo.
Berikut rel-rel mati di Pulau Jawa yang direncanakan direaktivasi:
1. Jawa Barat dan Banten sepanjang 410 km
- Rangkasbitung-Labuan: 56 km
- Saketi-Bayah: 96 km
- Indramayu-Jatibarang: 19 km
- Cirebon-Kadipaten: 47 km
- Bandung-Soreang: 30 km
- Cibatu-Cikajang: 54 km
- Banjar-Cijulang: 83 km
- Rancaekek-Tanjung Sari: 25 km
- Semarang-Lasem: 122 km
- Purwokerto-Wonosobo: 92 km
- Demak-Blora: 100 km
- Yogyakarta-Kedungjati: 120 km
- Secang-Panarakan: 28 km
- Kudus-Bakalan: 22 km
- Juana-Tayu: 27 km
- Rembang-Cepu: 74 km
- Madiun-Slahung: 62 km
- Lasem-Bojonegoro: 83 km
- Tuban-Jombang: 111 km
- Sidoarjo-Tarik: 22 km
- Rogojambi-Srono: 13 km
- Mojokerto-Bangil: 102 km
- Lumajang-Rambipuji: 60 km
- Klakam-Pasiran: 36 km
- Kamal-Pamekasan: 113 km
- Bangkalan-Telang: 13 km