PIP Segera Cari Sekuritas untuk Program Buy Back

PIP Segera Cari Sekuritas untuk Program Buy Back

- detikFinance
Jumat, 24 Okt 2008 16:21 WIB
Jakarta - Pusat Investasi Pemerintah (PIP) segera mencari perusahaan sekuritas guna kepentingan program pembelian saham kembali alias buy back terhadap beberapa saham milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melantai di bursa.
 
Sekretaris Kementrian Negara BUMN M Said Didu mengatakan, PIP sudah melakukan presentasi untuk memilih perusahaan sekuritas yang akan melaksanakan buy back pada 23 Oktober 2008.
 
"Saya dengar kemarin sudah presentasi untuk milih sekuritas yg akan melaksanakannya," ujarnya usai shalat Jumat di Gedung Garuda, Jakarta, Jumat (24/10/2008).
 
Namun ia tidak mengetahui apakah nanti PIP akan memilih perusahaan sekuritas BUMN ataupun swasta. "Biarlah mereka cari sendiri yang terbaik menurut mereka," ungkapnya.
 
PIP sendiri sebelumnya sudah disetujui untuk menggunakan dana infrastuktur pemerintah sebanyak
Rp 2,5 triliun untuk buy back dan sisanya sebesar Rp 1,5 triliun akan diurus oleh Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
 
Menurutnya, PIP bisa membantu program buy back untuk saham bank-bank BUMN yang anjlok. "Nantinya PIP bisa masuk karena bank BUMN kan tidak boleh buy back, dana pensiun juga bisa masuk," jelasnya.
 
Ia mengatakan, beberapa hari terakhir ini harga saham bank BUMN memang menurun. Namun menurutnya, bank BUMN dinilai masih sehat jika dilihat dari indikator manapun.
 
Ia mengatakan, ketika harganya turun ini merupakan kesempatan bagi investor untuk membeli saham BUMN. Ia juga mengharapkan para investor bisa melihat tiga hal penting dalam saham Bank BUMN.
 
"Pertama, investasi aman. Saya pikir BUMN sudah penuhi kriteria itu. Kedua, kalo lihat kinerja, pondasi BUMN sekarang sangat bagus, dividen juga terbuka terus dan kadang-kadang dinaikkan dan investor kan untung. Sedangkan yang ketiga adalah bisa dapat gain dari sahamnya," katanya.
 
Karena itu, Said sangat mengharapkan investor bisa melihat tiga variabel tersebut secara keseluruhan, "Jangan lihat gain dari fluktuasi saham, tapi juga dalam keamanan investasi," jelasnya. (ang/ir)

Hide Ads