Setidaknya proyek yang menelan dana minimal Rp 60 miliar diharapkan sebagai alternatif distribusi pasokan gas PLN di luar distribusi pipa.
Proyek ini akan dimasukan dalam anggaran 2009 PGN, sebagai tahap awal PGN akan membangunnya di wilayah Surya Cipta Karawang, Jawa Barat. Kapasitas stasiun ini diperkirakan akan mencapai 10 mmscfd per hari dengan luas stasiun 1 hektar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan bangun di Surya Cipta Karawang nilainya Rp 60 miliar rupiah tapi itu untuk mother-nya saja," jelasnya.
Bambang menegaskan alasan pembangunan stasiun induk ini bertujuan sebagai memperluas jangkauan penyaluran gas di luar distribusi pipa terutama untuk wilayah-wilayah industri yang jauh dari jalur pipanisasi PGN.
Pihaknya sengaja memilih Karawang Jawa Barat karena potensi pasarnya banyak sekali karena dikawasan ini banyak industri. Meskipun tidak menutup kemungkinan produk PGN yang satu ini bisa dipakai oleh kalangan ritel rumah tangga.
Dikatakannya mekanisme penyalurannya dimulai dari pipa distribusi PGN yang kemudian ditampung di stasiun induk lalu di distribusikan melalui tanki-tanki mobil yang
didistribusikan ke industri.
Soal harganya, diakuinya pihaknya masih melakukan perhitungan namun berdasarkan pelaku lainnya, harganya akan lebih tinggi dari harga gas melalui pipanisasi.
"Karena ini dijual melalui tekanan lebih besar maka harganya lebih tinggi, tapi dari pelaku lain, ini bukan harga dari PGN yah, itu bisa US$ 12 dibandingkan dengan lewat pipa US$ 5,5," jelasnya.
Menurut Bambang, salah satu kelebihan sistem ini dibandingkan dengan sisitem distribusi pipa pelaksanaan pembangunannya lebih cepat karena tanpa harus meminta perizinan soal jalur pipanisasi sehingga target penyedian gas bisa mudah terjangkau.
"Soal teknologi stasiunnya kami belum tentukan, tapi teknologinya sudah banyak yang memiliki teknologi semacam ini di Asia itu yang mengembangkan itu Korea dari China," ujarnya.
(hen/qom)