Selain itu, lembaga multilateral seperti Bank Dunia dan ADB siap memberikan
komitmennya juga. Standby loan direncanakan akan dipakai jika penerbitan obligasi Indonesia pada tahun ini tidak tercapai, sebagai dana jaga-jaga.
"Masih dalam pembahasan, prinsipnya mereka berkomitmen, tapi jumlah, bentuknya, terms-nya, strukturnya, disburshment (pencairan) itu belum," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Anggito Abimanyu di Gedung Departemen Keuangan, Rabu malam (7/1/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Australia lain kerena dia tahun anggrannya bulan April, Jepang juga April dan skemanya agak beda, kemudian Prancis itu awal Februari. Untuk Inggris tadi menteri mudanya sudah datang," jelasnya.
Sehingga dipastikan dari rencana US$ 5,5 miliar yang telah dialokasikan dalam APBN 2009 kemungkinan besar akan aman setelah beberapa negara tadi dan pinjaman multilateral telah memberi sinyal positif.
"Itu angka (US$ 5,5 miliar) yang menjadi ancar-ancar lah," ucapnya.
Dari beberapa penjajakan tadi, Anggito mengharapkan paling tidak pada kuartal I tahun 2009 semua pembicaraan hingga realisanya sudah bisa selesai. Sehingga rencana perolehan dana standby loan senilai US$ 5,5 miliar akan tercapai.
"Standby loan itu tergantung kondisi, kalau tidak digunakan buat jaga-jaga. Istilahnya buat asuransi lah, kontigen saja kalau kita tidak bisa menerbitkan obligasi," katanya.
(hen/qom)