Ari Sumarno: Pertamina Lamban Karena Tak Boleh Ambil Risiko

Ari Sumarno: Pertamina Lamban Karena Tak Boleh Ambil Risiko

- detikFinance
Sabtu, 07 Feb 2009 10:48 WIB
Jakarta - PT Pertamina sebagai perusahaan migas besar milik pemerintah dinilai lamban perkembangannya karena tidak mau mengambil risiko dalam ekspansi bisnisnya.

Demikian hal tersebut dikemukakan Mantan Direktur Utama Pertamina Ari H Soemarno di sela-sela acara Polemik: Pertamina Antara Bisnis dan Politis di Warung Daun, Jalan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Sabtu (7/2/2009).

"Lambannya transfer teknologi laut dalam, harus dilihat sejarah Pertamina. Dari dulu Pertamina tidak boleh mengambil risiko dari tahun 1976 sampai transformasi di 2001. Akibatnya, Pertamina tidak pernah memiliki lapangan baru," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada periode tersebut, Pertamina tidak mendapat keuntungan yang bisa digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Pasalnya, semua keuntungannya langsung masuk pajak dan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak).

"Pertamina terlalu banyak setor dividen ke negara. Sebenarnya sejak dulu pendapatan migas itu bisa dipakai untuk kegiatan macam-macam," ujarnya.

Ia mengatakan, sejak dilakukannya transformasi, BUMN minyak itu mulai berani melakukan aksi korporasi yang agresif dengan mencari sumur minyak di laut yang terdalam sekalipun.

"Empat tahun lalu saya ditanya bisa kelola Natuna, saya bilang enggak bisa. Tapi sekarang saya optimis Pertamina bisa, karena kita sudah mulai transformasi," katanya.

Perkembangan lain, saat ini Pertamina sudah memiliki sebagian saham Medco di Lybia. Menurutnya, meskipun berada di luar negeri, tapi cadangannya milik Indonesia. Strategi tersebut mirip dengan yang dilakukan Petronas Malaysia, di Sudan.

Petronas memiliki cadangan 300.000 barel di tempat tersebut, belum lagi di dalam negerinya sebanyak 600.000 barel.

"Bagusnya Petronas, dia punya dana tetapi tidak punya kewajiban yang dibebankan seperti kepada Pertamina," tukasnya.

(ang/dnl)

Hide Ads