Pasokan Listrik Sulawesi Utara Bertambah 50 MW

Pasokan Listrik Sulawesi Utara Bertambah 50 MW

- detikFinance
Rabu, 15 Apr 2009 09:51 WIB
Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro hari ini meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong unit 2 (20 MW) dan unit 3 (30 MW). PLTP Lahendong unit 1 dengan kapasitas 20 MW sudah beroperasi terlebih dulu sejak tanggal 21 Agustus 2001.
 
Berdasarkan situs Departemen Energi Sumber Daya Mineral yang dikutip detikFinance, Rabu (15/4/2009), menyebutkan PLTP Lahendong unit 1, 2 dan 3 akan memasok kebutuhan listrik bagi masyarakat Sulawesi Utara dengan energi yang lebih ramah lingkungan berbasiskan sumber daya panas bumi.
 
"Potensi sumber daya panas bumi Lahendong atau Tompaso diperkirakan mencapai 200 MWe. PLTP Lahendong saat ini memiliki 9 sumur produksi dengan 2 sumur injeksi untuk mensuplai uap bagi PLTP tersebut," demikian tercantum dalam keterangan tersebut.

Peresmian PLTP Lahendong unit 3 ini sempat tertunda dari jadwal sebelumnya yang harusnya akhir Maret 2009. Namun karena fasilitas penunjangnya belum siap, maka diundur jadi pertengahan April 2009.

Secara keseluruhan, Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 27.510 MW. Dimana sebesar 1.052 MW sedang dalam tahap produksi dan sebesar 1.647.5 MW  sedang dalam tahap pengembangan. Pemerintah direncanakan akan melakukan tender panas bumi sebesar 680 MW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengembangan sumber daya panas bumi (geothermal) untuk pembangkit listrik diproyeksikan akan menjadi sumber energi andalan seiring dengan semakin menipisnya cadangan migas di dunia.
 
Selain itu, penggunaan energi panasbumi diyakini lebih ramah lingkungan karena emisi yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit lain yang menggunakan batubara, minyak maupun gas alam.

Manfaat lain terhadap lingkungan adalah tidak terjadinya pembuangan limbah secara terbuka karena air kondensat dan air produksi diinjeksikan kembali ke dalam sumur sehingga kestabilan tekanan reservoir tetap terjaga.

(epi/lih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads