Indonesia Kembali Jadi Surga Investor Sepatu

Indonesia Kembali Jadi Surga Investor Sepatu

- detikFinance
Kamis, 30 Apr 2009 13:50 WIB
Jakarta - Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mencatat pada tahun 2009 ini setidaknya sudah ada 23 calon investor pabrik sepatu asing yang berasal dari China, Vietnam dan Korea. Mereka sudah menyatakan minatnya untuk memulai investasi baru atau merelokasi usahanya ke Indonesia.

Angka ini semakin menambah daftar panjang par investor sepatu yang akan merelokasi usahanya ke Indonesia. Sebelumnya pada awal 2008 lalu setidaknya ada 25 investor sepatu yang mendaftar ke BKPM, sehingga jika ditotal mencapai 48 investor.

"Tahun ini tambah lagi 23 perusahan dari, Veitnam, China Korea, termasuk investasi baru dan relokasi," kata Ketua Umum Aprisindo Edy Widjanarko saat di temui di JIExpo, Kamis (30/4/2009).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenai potensi investasinya ia belum bisa memastikan, namun jika mengaca pada minat 25 investor sepatu pada tahun lalu yang telah mendaftar ke BKPM, angka investasinya bisa mencapai US$ 600 juta sampai US$ 700 juta dengan potensi tambahan 160.000 tenaga kerja.

Namun kata dia, sebanyak 23 calon investor tersebut masih mempertanyakan jaminan pasokan listrik dari PLN, ia menjelaskan setidaknya setiap satu pabrik membutuhkan 53.000 KVA.

Sementara itu Dirjen Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian Ansari Bukhari mengatakan rencana investasi dan relokasi investor dari Vietnam, China dan Korea tidak mengherankan karena Indonesia dianggap masih cukup baik dari sisi iklim investasi dan usaha.

"Mereka melihat iklim bisnis Indonesia lebih kondusif . Dibandingkan  dengan China, turn over-nya (karyawan) tinggi setiap bulan bisa 10%, ini terjadi sepanjang tahun," jelas Ansari

Selain itu, faktor masalah sanksi perdagangan oleh banyak negara dalam bentuk anti-dumping untuk produk sepatu asal Vietnam dan China membuat para investor lebih melirik Indonesia karena relatif bersih dari sanksi anti- dumping untuk produk sepatu.

"Dengan kondisi demikian maka orang akan berpikir ekspansi ke mari," katanya.

(hen/lih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads