Berdasarkan data Bank Indonesia, komposisi ekspor nasional tahun 2004 terdiri dari non L/C sebesar 81 persen dan L/C hanya 19 persen. Sedangkan pada 2008, porsi non L/C ekspor non migas nasional sudah meningkat mencapai 88 persen atau sebesar US$ 94,33 miliar dari total ekspor non migas sebesar US$ 106,84 miliar.
"Meskipun penggunaan L/C diperkirakan akan sedikit meningkat karena imbas dari krisis global dan implementasi ketentuan wajib L/C oleh dari Menteri Perdagangan, kami memperkirakan non L/C tetap menjadi modus transaksi utama dalam perdagangan internasional," papar Dirut Bank Mandiri Agus Martowardoyo dalam konferensi pers penandatanganan kerjasama asuransi pembiayaan tagihan ekspor Mandiri dan ASEI di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (17/6/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk transaksi ekspor dan impor non migas dengan L/C ini kami percaya Bank Mandiri adalah pemimpin pasar dengan market share ekspor 25,4% dan impor 26,7% di tahun 2008. Sebagai langkah selanjutnya secara selektif, beberapa tahun terakhir ini Bank Mandiri telah memberikan pembiayaan perdagangan atau trade finance untuk transaksi ekspor non L/C," paparnya.
Ia menambahkan, bahwa dalam situasi krisis global seperti sekarang, nasabah eksportir nasional dari berbagai segmen dan skala usaha semakin membutuhkan dukungan dari bank nasional.
Kerjasama Bank mandiri-ASEI
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menggandeng PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) dalam kerjasama asuransi pembiayaan tagihan ekspor.
Direktur Utama Mandiri Agus Martowardojo mengatakan ASEI akan menjadi pihak penanggung dan Mandiri akan menjadi pihak tertanggung. Sedangkan obyek yang ditanggung adalah tagihan pembiayaan ekspor non L/C dengan risiko komersial dan risiko politik yang akan ditanggung.
"Untuk itu, ASEI akan mengganti 85 persen dari nilai pertanggungan dengan nilai pertanggungan maksimal US$ 5 juta per transakasi," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa penandatanganan ini merupakan langkah awal dari kerjasama antara Mandri dan ASEI. "Saat ini salah satu tren yang mengemuka dalam perdagangan luar negeri beberapa tahun terakhir adalah transaksi open account atau transaksi non L/C," tuturnya
Untuk diketahui, kredit Mandiri tumbuh 30,5% (Year on Year) atau sebesar Rp41,4 triliun, yaitu dari Rp 135,5 triliun menjadi Rp176,9 triliun. Jumlah dana murah meningkat 14,4% atau sebesar Rp19,6 triliun, yaitu dari sebesar Rp136,2 triliun menjadi Rp155,7 triliun. Net Interest Margin (NIM) naik dari sebesar 5,03% menjadi 5,47%.
Cost Efficiency Ratio (CER) membaik dari 41,1% menjadi sebesar 35,1%. NPL Netto 1,46%. Laba bersih mencapai Rp1,40 triliun, atau tumbuh 0,8% dari pencapaian periode yang sama tahun 2008 yang sebesar Rp 1,39 triliun.
(dru/lih)