"Belum-belum. Mereka belum pastikan akan hengkang," kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Gedung ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (3/8/2009).
Purnomo menjelaskan, pihaknya sudah mengingatkan kepada pihak BHP untuk melaporkan kepada pemerintah terkait segala keputusan yang akan diambil BHP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan laporan yang diterimanya, lanjut Purnomo, pihak BHP sudah menegaskan kalau perusahaan asal Australia itu masih belum memutuskan apapun terkait kelanjutan proyek tersebut.
"Mereka sampaikan ke saya, kalau mereka masih belum ada rencana untuk melakukan divestasi ataupun penjualan saham. Saat ini head quater mereka sekarang sedang melakukan evaluasi apakah mau dijual atau divestasi," jelas Purnomo.
Jika BHP jadi hengkang dari Indonesia, menurut dia, tidak menjadi masalah siapa yang akan menjadi pemiliknya selama tambang tersebut tetap beroperasi.
"Toh dijual kepada siapapun, tidak masalah bagi kita siapa pemiliknya mau si A mau si B, yang penting tambangnya tetap beroperasi," tegasnya.
BHP Billiton sebelumnya menyatakan akan menghentikan seluruh proyeknya di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan. 450 karyawan BHP Billiton di Indonesia pun terancam pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sebagai bagian dari peninjauan terus menerus terhadap proyek batubara Maruwai maka BHP Billiton memutuskan untuk tidak meneruskan proyek tambang Haju di bawah PT Lahai Coal.
Proyek batubara Maruwai terdiri dari tujug Perjanjian karya Pengusahaan Pertambangan batubara (PKP2B). Dari tujuh PKP2B ini, BHP Biliton sedang membangun Tambang Haju (PT Lahai Coal), dan melakukan kajian kelayakan apda blok Lampunut (PT Maruwai Coal) dalam rangka penyelidikan pengembangan tambang terbuka batubara.
(epi/qom)