Surplus Neraca Pembayaran RI Merosot Jadi US$ 1,1 Miliar

Surplus Neraca Pembayaran RI Merosot Jadi US$ 1,1 Miliar

- detikFinance
Rabu, 19 Agu 2009 08:53 WIB
Jakarta - Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II-2009 merosot menjadi US$ 1,1 miliar dibandingkan triwulan I-2009 yang sebesar US$ 4 miliar. Penurunan NPI ini disebabkan karena defisit pada transaksi modal dan finansial sebesar US$ 2,4 miliar.

Demikian disampaikan oleh Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dyah N.K. Makhijani dalam siaran pers yang dikutip detikFinance , Rabu (19/8/2009).

"Transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2009 mengalami defisit US$2,4 miliar, setelah pada triwulan sebelumnya mencatat surplus US$1,8 miliar," ujarnya.

Defisit tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya arus masuk investasi langsung, meningkatnya simpanan milik bank dan perusahaan nonbank domestik pada perbankan di luar negeri, dan meningkatnya pembayaran utang luar negeri pemerintah. Penurunan arus masuk investasi langsung tersebut sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik.

Kinerja transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2009 terbantu oleh investasi portofolio yang kembali mencatat kenaikan surplus dibandingkan triwulan sebelumnya. "Pulihnya kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia dan pelaksanaan pemilihan umum yang berjalan lancar adalah beberapa faktor yang mendukung perbaikan kinerja investasi portofolio tersebut," tambah Dyah.Β 

Sementara itu, dikatakan Dyah, neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan migas, dan neraca transfer berjalan pada triwulan II-2009 mengalami peningkatan surplus. Ini terjadi akibat penurunan ekspor di triwulan II-2009 tidak separah triwulan I-2009.

Pada triwulan II-2009 ekspor nonmigas tumbuh negatif 17,3%, lebih baik daripada triwulan I-2009 yang tumbuh negatif 22,2%. Sebaliknya, pada triwulan II-2009 impor nonmigas mencatat pertumbuhan negatif 30,6%, lebih tajam daripada pertumbuhan negatif 28,8% pada triwulan I-2009.

Kinerja ekspor nonmigas mengalami perbaikan yang sangat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya terutama akibat masih kuatnya permintaan di beberapa negara kawasan Asia dan berlanjutnya kenaikan harga beberapa produk ekspor utama di pasar internasional, khususnya komoditas primer, seperti batubara, tembaga, dan CPO. Sementara itu, kenaikan impor nonmigas tertahan oleh melambatnya laju pertumbuhan permintaan domestik.

Selain itu, transaksi berjalan pada triwulan II-2009 mencatat surplus US$3,1 miliar, meningkat dibandingkan triwulan I-2009 sebesar US$2,9 miliar. Sejalan dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan II 2009 meningkat menjadi US$57,6 miliar atau setara dengan 5,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

(dnl/dnl)

Hide Ads